Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali, terus berupaya mengembangkan desa wisata dalam upaya memberdayakan masyarakat setempat dan mengurangi alih fungsi lahan produktif.

"Kami terus mendorong pemangku kepentingan dan warga masyarakat untuk membangun desa wisata. Saat ini baru kami mengembangkan dua desa, yakni Desa Pinge dan Desa Marga," kata Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti di Desa Angseri, Tabanan, Sabtu.

Ia mengatakan saat ini dua desa tersebut sudah banyak dikunjungi wisatawan nusantara, termasuk juga wisatawan asing dari Australia, Jerman dan Jepang.

"Wisatawan nusantara yang datang kebanyakan dari kalangan pelajar atau mahasiswa. Mereka ingin belajar cara bercocok tanaman dan kebudayaan yang ada di Bali," ujarnya.

Sedangkan wisatawan asing yang datang ke desa wisata, biasanya dengan paket tur. Mereka diajak untuk melakukan `jogging track`, termasuk juga cara membajak sawah maupun menanam padi.

"Pemerintah Kabupaten Tabanan sudah secara terencana untuk mengembangkan objek wisata. Namun yang digenjot adalah desa wisata. Pada sektor tersebut akan berimbas pada perekonomian masyarakat setempat dimana produk warga itu akan bisa ditawarkan kepada wisatawan," ucap bupati dua periode itu.

Eka Wiryastuti lebih lanjut mengatakan pihaknya dalam menata desa tersebut menjadi desa wisata adalah dengan memberikan bantuan, semisal menata kamar mandi dengan membantu memberikan toilet duduk. Karena wisatawan bila ke kamar kecil tidak terbiasa dengan toilet jongkok.

"Selain itu kami juga menata kawasan yang ditetapkan menjadi desa wisata. Hal tersebut diberi tanggung jawab adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) seperti Dinas Pariwisata, Dinas Pertanian dan lainnya," ujar mantan pengurus DPD KNPI Bali ini.

Dikatakan, Kabupaten Tabanan ke depannya lebih fokus mengembangkan wisata desa. Hal tersebut juga berdampak pada pengurangan alih fungsi lahan produktif. Karena dengan terobosan tersebut warga diharapkan melestarikan lingkungan dan seni budaya yang ada di desa tersebut.

"Bahkan dua desa wisata yang sudah kami kembangkan, para wisatawan bisa `dinner` (makan malam) di desa tersebut. Biasanya diselenggarakan di balai desa, apalagi balai desa kondisinya sudah sebagian besar presentatif untuk menerima tamu," katanya.

Eka Wiryastuti mengatakan dengan kunjungan wisatawan ke Bali semakin meningkat, maka sarana perlu dikembangkan agar objek wisatawa di bumi `lumbung padi` lebih banyak bisa mendatangkan wisatawan asing dan nusantara.

"Bila kunjungan wisatawan meningkat, maka perekonomian masyarakat optimistis akan lebih baik. Sebab produk yang dihasilkan bisa dijual kepada wisatawan untuk cinderamata, maupun produk lokal lainnya seperti krupuk ketela, jajan ketela, kopi dan lainnya bisa dinikmati turis," katanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Komang Suparta

Editor : I Komang Suparta


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016