Denpasar (Antara Bali) - PT XL Axiata Tbk sukses melayani pelanggan selama terjadinya fenomena alam Gerhana Matahari Total (GMT) yang melintas di wilayah Indonesia, Rabu (9/3), sehingga terjadi kenaikan trafik pada layanan data beberapa saat sebelum dan setelah proses gerhana tersebut.
Pelanggan banyak yang melakukan mengunggah dan mengunduh materi foto dan video dengan kapasitas yang besar. Hal ini sangat terlihat dari trafik di jaringan 2G, 3G, dan 4G yang meningkat hingga sebesar lebih dari 40 persen dibandingkan trafik rata-rata di hari biasa, baik uplink maupun downlink.
Chief Service Management Officer XL, Yessie D. Yosetya melalui siar persnya mengatakan seperti yang telah diprediksi, fenomena GMT akan diabadikan oleh masyarakat, lalu mereka akan berbagi foto dan videonya mengenai gerhana tersebut ke mana saja.
"Selain GMT-nya sendiri, saya kira besarnya minat masyarakat untuk mengabadikan dan membagi foto dan videonya secara serentak di waktu yang hampir berbarengan ini merupakan salah satu fenomena tersendiri di era serba digital saat ini," katanya.
Menurut Yessie, atas pertimbangan prediksi kebutuhan kapasitas jaringan yang memadai tersebut maka sejak jauh-jauh hari pihaknya sudah menyiapkan jaringannya. Optimasi jaringan dilakukan di semua area yang menjadi perlintasan GMT, terutama di area-area yang ditetapkan menjadi lokasi pengamatan yang akan didatangi wisatawan.
Kenaikan trafik yang mencolok terlihat di beberapa area yang menjadi lokasi pengamatan utama GMT, antara lain di Belitung dan Palembang. Kedua area tersebut memang menjadi lintasan GMT. Di Palembang dan Palangkaraya terjadi kenaikan trafik lebih dari 30 persen, dan Balikpapan lebih dari 100 persen. Trafik data juga naik di Jakarta sebesar lebih dari 30 persen.
Di Belitung, lonjakan trafik sangat mencolok terjadi pada layanan 4G LTE, yaitu hingga 350 persen. Untuk layanan 3G, trafik juga naik signifikan, yaitu mencapai 75 persen. Demikian juga pada pemakaian Data melalui jaringan 2G, trafik naik sebesar 85 persen di banding hari-hari biasa.
Dari data di atas terlihat bahwa pelanggan XL melakukan pengiriman materi foto dan video terkait GMT, sesuai dengan prediksi semula. Hal ini pula yang menjadi pertimbangannya untuk mengoptimasi kualitas jaringan di lokasi-lokasi yang menjadi lintasan GMT. Lokasi yang diperkuat jaringannya antara lain adalah Palembang, Bangka, Belitung, Palangkaraya, Sampit, Balikpapan, Palu, dan Poso.
Khusus Belitung, sejak sepekan sebelumnya pihaknya telah menggelar layanan 4G LTE, yang terutama meng-cover sejumlah lokasi wisata utama pulau tersebut yang sekaligus menjadi spot pengamatan GMT. Di Belitung, Bangka dan Palembang, lonjakan trafik terjadi selain karena pelanggan yang memang secara serentak mengabadikan membagi foto dan video secara bersamaan, juga karena kedatangan wisatawan dari luar wilayah ke area tersebut.
Di Belitung, selain pelanggan asli area tersebut juga berdatangan ribuan wisatawan dalam dan luar negeri ke sana. Begitu juga dengan di area lintasan GMT lainnya. Di lokasi-lokasi yang menjadi titik pengamatan, ribuan orang, warga setempat berbaur dengan wisatawan menyaksikan fenomena alam tersebut, dan mengabadikannya dengan berbagai perangkat, termasuk gadget. Kemudian mereka serentak mengunggah foto dan video yang mereka buat.(I020)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Pelanggan banyak yang melakukan mengunggah dan mengunduh materi foto dan video dengan kapasitas yang besar. Hal ini sangat terlihat dari trafik di jaringan 2G, 3G, dan 4G yang meningkat hingga sebesar lebih dari 40 persen dibandingkan trafik rata-rata di hari biasa, baik uplink maupun downlink.
Chief Service Management Officer XL, Yessie D. Yosetya melalui siar persnya mengatakan seperti yang telah diprediksi, fenomena GMT akan diabadikan oleh masyarakat, lalu mereka akan berbagi foto dan videonya mengenai gerhana tersebut ke mana saja.
"Selain GMT-nya sendiri, saya kira besarnya minat masyarakat untuk mengabadikan dan membagi foto dan videonya secara serentak di waktu yang hampir berbarengan ini merupakan salah satu fenomena tersendiri di era serba digital saat ini," katanya.
Menurut Yessie, atas pertimbangan prediksi kebutuhan kapasitas jaringan yang memadai tersebut maka sejak jauh-jauh hari pihaknya sudah menyiapkan jaringannya. Optimasi jaringan dilakukan di semua area yang menjadi perlintasan GMT, terutama di area-area yang ditetapkan menjadi lokasi pengamatan yang akan didatangi wisatawan.
Kenaikan trafik yang mencolok terlihat di beberapa area yang menjadi lokasi pengamatan utama GMT, antara lain di Belitung dan Palembang. Kedua area tersebut memang menjadi lintasan GMT. Di Palembang dan Palangkaraya terjadi kenaikan trafik lebih dari 30 persen, dan Balikpapan lebih dari 100 persen. Trafik data juga naik di Jakarta sebesar lebih dari 30 persen.
Di Belitung, lonjakan trafik sangat mencolok terjadi pada layanan 4G LTE, yaitu hingga 350 persen. Untuk layanan 3G, trafik juga naik signifikan, yaitu mencapai 75 persen. Demikian juga pada pemakaian Data melalui jaringan 2G, trafik naik sebesar 85 persen di banding hari-hari biasa.
Dari data di atas terlihat bahwa pelanggan XL melakukan pengiriman materi foto dan video terkait GMT, sesuai dengan prediksi semula. Hal ini pula yang menjadi pertimbangannya untuk mengoptimasi kualitas jaringan di lokasi-lokasi yang menjadi lintasan GMT. Lokasi yang diperkuat jaringannya antara lain adalah Palembang, Bangka, Belitung, Palangkaraya, Sampit, Balikpapan, Palu, dan Poso.
Khusus Belitung, sejak sepekan sebelumnya pihaknya telah menggelar layanan 4G LTE, yang terutama meng-cover sejumlah lokasi wisata utama pulau tersebut yang sekaligus menjadi spot pengamatan GMT. Di Belitung, Bangka dan Palembang, lonjakan trafik terjadi selain karena pelanggan yang memang secara serentak mengabadikan membagi foto dan video secara bersamaan, juga karena kedatangan wisatawan dari luar wilayah ke area tersebut.
Di Belitung, selain pelanggan asli area tersebut juga berdatangan ribuan wisatawan dalam dan luar negeri ke sana. Begitu juga dengan di area lintasan GMT lainnya. Di lokasi-lokasi yang menjadi titik pengamatan, ribuan orang, warga setempat berbaur dengan wisatawan menyaksikan fenomena alam tersebut, dan mengabadikannya dengan berbagai perangkat, termasuk gadget. Kemudian mereka serentak mengunggah foto dan video yang mereka buat.(I020)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016