Denpasar (Antara Bali) - Keberadaan Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) hendaknya mampu melakukan strategi pengembangan sektor pariwisata secara merata di Indonesia, disamping mencetak sumber daya manusia yang andal.

"Kami harapkan STP memikirkan strategi dalam pemerataan dan mengisi lowongan kerja di hotel dan rstoran di Tanah Air. Karena selama ini dominan lulusan STP kerja ke luar negeri," kata Ketua Tim Kunjungan Spesifik Komisi X DPR RI Rully Chairul Azwar di Nusa Dua, Bali, Jumat.

Pada acara kunjungan spesifik Komisi X DPR RI ke STP Bali, ia mengatakan, kondisi yang terjadi sekarang tamatan STP hampir 85 persen lebih memilih kerja ke luar negeri ketimbang di Indonesia.

"Memang dari segi penghasilan jauh lebih besar dibanding bekerja di sini, namun pada sisi lain justru hotel-hotel berbintang di Indonesia untuk jajaran general manager atau manager harus mendatangkan dari luar negeri," katanya.

Menyinggung pembangunan infrastruktur pada STP, kata dia, harus lebih terarah pada program yang direncanakan, agar tidak asal membangun, namun kemudian hari menjadi mubazir.

"Oleh sebab itu kami harapkan membangun sarana dan prasarana di lingkungan kampus STP harus sesuai dengan program yang direncanakan. Misalnya laboratorium atau tempat praktek maupun perpustakaan," ucapnya.

Pada kesempatan tersebut, Muh Hanif Dhakiri anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengkritisi keberadaan STP, karena menurutnya hanya mampu mencetak tenaga kerja saja, tetapi pada sisi lain tidak pernah memikirkan pengembangan pariwisata di Indonesia.

"Semestinya STP jangan bangga dulu lantaran bisa menamatkan mahasiswa dan bekerja hingga ke luar negeri. Tetapi kenyataannya STP tidak pernah memikirkan keberlangsungan pariwisata di Tanah Air," katanya.

Hal ini, kata dia, mestinya STP ke depan harus mampu memikirkan dan berbuat untuk pariwisata dalam negeri.

Sementara itu, Ketua STP Bali Nyoman Madiun mengatakan, saran dan kritik dari dewan tersebut akan dijadikan suatu acuan agar sekolah ini ke depan lebih baik.

"Kami berterimakasih dewan telah mengkritisi keadaan di kampus ini. Dengan demikian kami pun akan menata kampus agar lebih baik," katanya.

Sebelumnya Kepala Badan Pengembangan SDM Kementerian kebudayaan dan Pariwisata, I Gde Pitana mengatakan, kesempatan kerja di sektor pariwisata bagi lulusan STP atau akademi pariwisata mencapai 95 persen.

"Bahkan hotel berbintang dan restoran di luar negeri sampai antre menunggu tamatan STP untuk bekerja di negaranya. Ini harus kita respon positif," kata mantan Kadisparda Bali itu.

Dikatakan, pekerja pariwisata yang banyak terserap di luar negeri adalah di antaranya Amerika Serikat sebesar 28,66 persen, Australia 23,57 persen dan sisanya ke berbagai negara lainnya.

"Kemenbudpar selalu memperhatikan tamatan pariwisata tersebut. Bukan berarti tidak memikirkan pemerataan sektor pariwisata di Indonesia. Justru pemerataan ini kita garap bersama-sama," ucapnya.

Rombongan kunjungan Komisi X DPR RI yang berjumlah sepuluh orang itu secara khusus untuk melihat dari dekat pembangunan di STP Bali.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010