Denpasar (Antara Bali) - Beragam produk spa Bali diminati konsumen ketika turut berperan serta dalam kegiatan "Mishref International Fair Viva Exhibition", sebuah pameran internasional yang digelar di Kuwait.
"Keikutsertaan pada pameran di Kuwait berlangsung dua minggu dan baru selesai tiga hari lalu. Luar biasa respon masyarakat terhadap produk spa atau romaterapi, sangat antusias," kata Ni Wayan Djani, pengusaha produk aromaterapi di Denpasar, Kamis.
Dikatakan Djani, produk aromaterapi seperti sabun bahan alami, krim wajah, lulur, garam mandi, "essential oil", lilin, dupa, body butter, dan lainnya, diminati hingga sampai kehabisan stok.
"Berhubung kehabisan, akhirnya ada yang pesan krim wajah untuk dikirim ke Kuwait. Saya sedang cari cargo untuk pengiriman barang," ujar dia.
Djani menyebutkan, harga produk aromaterapi selama di Kuwait, mengikuti nilai barang yang berlaku di negara tersebut. Mata uang Kuwait adalah Dinar. Satu Dinar nilainya sekitar Rp50 ribu.
"Jadi kalau lulur mandi di Indonesia dijual seharga Rp15 ribu, harganya bisa menjadi Rp250 ribu di Kuwait. Saya juga membawa kain endek buatan Klungkung, di Kuwait ditawarkan 50 dinar," ujarnya.
Ramainya pengunjung, lanjutnya, biasa berlangsung pada siang hari ketika jam istirahat kerja. Saat itu, biasanya penduduk Kuwait jalan-jalan ke arena pameran dan bertransaksi jika menginginkan produk yang diminati. Berhubung pameran itu merupakan kegiatan internasional, maka berbagai produk pun ditawarkan dari berbagai negara dengan berbagai keistimewaan masing-masing.
Menurut dia, pelaku usaha yang mewakili Indonesia, terdiri atas sembilan orang dengan produk unggulan tersendiri. Ada yang membawa kopi, batik, baju gamis dengan warna gelap sesuai pilihan warga Kuwait dan lain-lain.
"Ini baru pertama produk Indonesia dipamerkan di Kuwait karena tingginya sewa stan. Untuk masa dua minggu, harga sewa kalau dirupiahkan mencapai Rp400 juta. Biaya hidup di Kuwait juga mahal, sepiring nasi kisarannya mencapai Rp500 ribu," ujarnya.
Tapi, ujarnya, tingginya harga sewa stan itu terbayar dengan tingginya animo warga Kuwait terhadap produk Indonesia. Setiap hari stan Indonesia yang didekorasi dengan warna budaya Bali dan daerah lain, selalu ramai dikunjungi warga.
"Setiap hari juga diputarkan slide untuk mempromosikan kepariwisataan di Indonesia. Banyak yang terkesima dengan keindahan alam dan budaya di Indonesia, sehingga ingin datang berwisata. Jadi even pameran benar-benar mempromosikan produk, alam sekaligus budaya Indonesia," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Keikutsertaan pada pameran di Kuwait berlangsung dua minggu dan baru selesai tiga hari lalu. Luar biasa respon masyarakat terhadap produk spa atau romaterapi, sangat antusias," kata Ni Wayan Djani, pengusaha produk aromaterapi di Denpasar, Kamis.
Dikatakan Djani, produk aromaterapi seperti sabun bahan alami, krim wajah, lulur, garam mandi, "essential oil", lilin, dupa, body butter, dan lainnya, diminati hingga sampai kehabisan stok.
"Berhubung kehabisan, akhirnya ada yang pesan krim wajah untuk dikirim ke Kuwait. Saya sedang cari cargo untuk pengiriman barang," ujar dia.
Djani menyebutkan, harga produk aromaterapi selama di Kuwait, mengikuti nilai barang yang berlaku di negara tersebut. Mata uang Kuwait adalah Dinar. Satu Dinar nilainya sekitar Rp50 ribu.
"Jadi kalau lulur mandi di Indonesia dijual seharga Rp15 ribu, harganya bisa menjadi Rp250 ribu di Kuwait. Saya juga membawa kain endek buatan Klungkung, di Kuwait ditawarkan 50 dinar," ujarnya.
Ramainya pengunjung, lanjutnya, biasa berlangsung pada siang hari ketika jam istirahat kerja. Saat itu, biasanya penduduk Kuwait jalan-jalan ke arena pameran dan bertransaksi jika menginginkan produk yang diminati. Berhubung pameran itu merupakan kegiatan internasional, maka berbagai produk pun ditawarkan dari berbagai negara dengan berbagai keistimewaan masing-masing.
Menurut dia, pelaku usaha yang mewakili Indonesia, terdiri atas sembilan orang dengan produk unggulan tersendiri. Ada yang membawa kopi, batik, baju gamis dengan warna gelap sesuai pilihan warga Kuwait dan lain-lain.
"Ini baru pertama produk Indonesia dipamerkan di Kuwait karena tingginya sewa stan. Untuk masa dua minggu, harga sewa kalau dirupiahkan mencapai Rp400 juta. Biaya hidup di Kuwait juga mahal, sepiring nasi kisarannya mencapai Rp500 ribu," ujarnya.
Tapi, ujarnya, tingginya harga sewa stan itu terbayar dengan tingginya animo warga Kuwait terhadap produk Indonesia. Setiap hari stan Indonesia yang didekorasi dengan warna budaya Bali dan daerah lain, selalu ramai dikunjungi warga.
"Setiap hari juga diputarkan slide untuk mempromosikan kepariwisataan di Indonesia. Banyak yang terkesima dengan keindahan alam dan budaya di Indonesia, sehingga ingin datang berwisata. Jadi even pameran benar-benar mempromosikan produk, alam sekaligus budaya Indonesia," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016