Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mendukung usulan maestro seni lukis klasik Bali Nyoman Gunarsa untuk mendaftarkan museumnya sebagai salah satu warisan budaya benda dunia oleh UNESCO.

"Kita jaga warisan leluhur kita dengan mendapatkan pengakuan dari dunia, bahwa kesenian klasik Bali juga tidak kalah dengan seni klasik Romawi dan Yunani. Ini otentik Bali dan hanya orang Bali yang mampu menciptakan," kata Pastika saat menerima audiensi dari Nyoman Gunarsa, di Denpasar, Kamis.

Dalam kesempatan itu, Pastika juga mengapresiasi keberadaan museum yang berlokasi Banjar Takmung, Kabupaten Klungkung yang menyimpan berbagai lukisan klasik dari seluruh Bali.

Menurutnya, untuk menjaga semua karya adiluhung itu salah satunya adalah dengan pendaftaran ke UNESCO atau badan PBB yang membidangi masalah kebudayaan itu.

Untuk mendukung rencana tersebut, orang nomor satu di Bali itu berjanji melalui Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, akan membentuk tim pengkaji dan penggali koleksi seni di museum tersebut dan akan didanai oleh pemerintah provinsi.

Jika semua penelitian rampung, usulan itu akan diteruskan ke pemerintah pusat hingga nantinya didaftarkan di UNESCO. "Kita tempuh proses itu secara bertahap, memang harus sabar, namun kita tetap berdoa semoga berhasil," ujarnya.

Pastika pun memuji secara khusus kiprah Nyoman Gunarsa sebagai maestro seni lukis selama ini. Baginya, pengabdian Gunarsa dalam seni dan kebudayaan telah ikut memiliki andil dalam mendongkrak nama Bali ke kancah internasional.

Apalagi langkah Gunarsa untuk membangun museum kala itu, dinilai Pastika mengambil langkah yang cukup berani. "Hanya orang `gila` yang mau bikin museum, karena itu ngabisin duit tidak mendatangkan duit," selorohnya.

Maka dari itu semangat pengabdian seperti ini harus diteladani, karena sumbangsih seperti ini yang telah membuat Bali menjadi terkenal di dunia.

Pada akhir kesempatan, Pastika berpesan kepada Gunarsa untuk selalu menjaga kesehatan, sehingga bisa bersama-sama melihat proses perjuangan pendaftaran itu.

Sebelumnya, Nyoman Gunarsa yang didampingi oleh istri, menyatakan niatnya untuk mendaftarkan museumnya ke UNESCO sebagai warisan budaya benda UNESCO menyusul telah ditetapkannya Taman Ayun sebagai warisan serupa.

Menurutnya, museumnya merupakan miniatur Bali dalam karya seni klasik. Semua karya-karya yang tersimpan di museumnya asli dan berasal dari seluruh kabupaten di Bali dengan ciri khasnya masing-masing.

"Museum saya berbicara tentang zaman keemasan Bali, zaman Bali Kuno, bukan Bali setelah masa Majapahit yang telah menerima pengaruh. Dan ini satu-satunya di dunia," ujarnya.

Gunarsa berharap jika rencana pendaftaran ini berhasil, kelak museumnya akan menjadi milik bangsa Indonesia dan bisa dinikmati secara penuh oleh generasi berikutnya. "Kelak ini bukan museum Nyoman Gunarsa lagi, meskipun saya penggagasnya, ini akan menjadi milik bangsa," katanya.

Dalam kesempatan itu, Gunarsa juga menyampaikan rasa terima kasihnya atas terpilihnya dia sebagai salah satu penerima penghargaan Bali Mandara Paramanugraha tahun 2015 di bidang seni dan budaya oleh Pemprov Bali.

Dia berpendapat penganugerahan tersebut merupakan salah satu bentuk perhatian pemerintah terhadap seniman dan juga kesenian di Bali. "Ke depan agar semakin banyak lahir seniman bertalenta yang bisa mengharumkan nama Bali," kata Gunarsa. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016