Nusa Dua (Antara Bali) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menargetkan satu kabupaten di Indonesia memiliki setidaknya satu kampung keluarga berencana (KB) tahun 2016.
"Tahun 2016 ini paling tidak satu kabupaten satu kampung KB," kata Kepala BKKBN, dr Surya Chandra Surapaty ditemui di sela-sela pelaksanaan Konferensi Internasional Keluarga Berencana di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Rabu.
Menurut dia, pemilihan kampung KB itu dipilih oleh masing-masing kabupaten/kota yang memberdayakan masyarakat karena mulai dari perencanaan dan pelaksanaan berada di tangan masyarakat.
"Pencanangan dan pelaksanaan dari masyarakat, pemerintah memfasilitasi," imbuhnya.
Ia menggambarkan bahwa nantinya kampung KB itu terdiri dari kumpulan RT atau RW di bawah desa dengan mengajak masyarakat membangun kampung KB termasuk membangun program kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga (KKBPK).
Dalam kampung itu, lanjut dia, juga dikembangkan program lainnya di antaranya Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, Pusat Informasi dan Konseling Remaja dan Bina Keluarga Lansia.
"Kami betul-betul bangun Indonesia dari pinggiran, dari desa langsung ke (sumber daya) manusia," ucapnya.
Dia menambahkan bahwa Kampung KB sendiri dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada 14 Januari 2016.
Sebagaimana dikutip dari siaran pers Tim Komunikasi Presiden, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pihaknya bertekad akan menggalakkan program Kampung Keluarga Berencana (KB) di seluruh Indonesia untuk mengurangi secara signifikan angka putus kesertaan program KB.
"Kami menggunakan pendekatan Kampung Keluarga Berencana di seluruh Indonesia yang diharapkan dapat mengurangi secara signifikan angka putus kesertaan program Keluarga Berencana," ujar Presiden ketika memberi sambutan pada Konferensi Internasional Keluarga Berencana (International Conference on Family Planning/ICFP).
Untuk menghadapi tantangan-tantangan itu, kata Presiden, Pemerintah Indonesia akan selalu mendorong program aksi yang bersifat lokal dengan melibatkan partisipasi warga.
Menurut dia, Kampung Keluarga Berencana dapat meningkatkan pemakaian alat kontrasepsi jangka panjang, sebab kalau alat kontrasepsi jangka pendek seperti pil dan suntik, akseptor kerap mudah lupa sehingga angka putus Keluarga Berencana menjadi meningkat.
Sebagai gambaran dalam isu kependudukan, laju pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 2014-20015 sebesar 1,32 persen.
Artinya, setiap tahun penduduk Indonesia tumbuh sekitar 3 juta jiwa dengan rata-rata tingkat kelahiran per-perempuan 2010-2015 sebanyak 2,4 anak/perempuan atau per perempuan memiliki 2 sampai dengan 3 anak. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Tahun 2016 ini paling tidak satu kabupaten satu kampung KB," kata Kepala BKKBN, dr Surya Chandra Surapaty ditemui di sela-sela pelaksanaan Konferensi Internasional Keluarga Berencana di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Rabu.
Menurut dia, pemilihan kampung KB itu dipilih oleh masing-masing kabupaten/kota yang memberdayakan masyarakat karena mulai dari perencanaan dan pelaksanaan berada di tangan masyarakat.
"Pencanangan dan pelaksanaan dari masyarakat, pemerintah memfasilitasi," imbuhnya.
Ia menggambarkan bahwa nantinya kampung KB itu terdiri dari kumpulan RT atau RW di bawah desa dengan mengajak masyarakat membangun kampung KB termasuk membangun program kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga (KKBPK).
Dalam kampung itu, lanjut dia, juga dikembangkan program lainnya di antaranya Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, Pusat Informasi dan Konseling Remaja dan Bina Keluarga Lansia.
"Kami betul-betul bangun Indonesia dari pinggiran, dari desa langsung ke (sumber daya) manusia," ucapnya.
Dia menambahkan bahwa Kampung KB sendiri dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada 14 Januari 2016.
Sebagaimana dikutip dari siaran pers Tim Komunikasi Presiden, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pihaknya bertekad akan menggalakkan program Kampung Keluarga Berencana (KB) di seluruh Indonesia untuk mengurangi secara signifikan angka putus kesertaan program KB.
"Kami menggunakan pendekatan Kampung Keluarga Berencana di seluruh Indonesia yang diharapkan dapat mengurangi secara signifikan angka putus kesertaan program Keluarga Berencana," ujar Presiden ketika memberi sambutan pada Konferensi Internasional Keluarga Berencana (International Conference on Family Planning/ICFP).
Untuk menghadapi tantangan-tantangan itu, kata Presiden, Pemerintah Indonesia akan selalu mendorong program aksi yang bersifat lokal dengan melibatkan partisipasi warga.
Menurut dia, Kampung Keluarga Berencana dapat meningkatkan pemakaian alat kontrasepsi jangka panjang, sebab kalau alat kontrasepsi jangka pendek seperti pil dan suntik, akseptor kerap mudah lupa sehingga angka putus Keluarga Berencana menjadi meningkat.
Sebagai gambaran dalam isu kependudukan, laju pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 2014-20015 sebesar 1,32 persen.
Artinya, setiap tahun penduduk Indonesia tumbuh sekitar 3 juta jiwa dengan rata-rata tingkat kelahiran per-perempuan 2010-2015 sebanyak 2,4 anak/perempuan atau per perempuan memiliki 2 sampai dengan 3 anak. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016