Denpasar (Antara Bali) - Perhimpunan Dokter Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) bekerja sama dengan Pemerintah Kota Denpasar menyelenggarakan penyuluhan penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) dan HIV/AIDS bagi siswa-siswi SMA/SMK se-Kota Denpasar.
Ketua Perdoski Cabang Bali Dr. dr Anak Agung Gde Putra Wiraguna di Denpasar, Sabtu mengatakan kegiatan yang diselenggarakan berkaitan dengan HUT Ke 50 Perdoski, karena itu sebagai kegiatan sosial pihaknya menyelenggarakan kegiatan penyuluhan tersebut.
Ia mengatakan HIV/AIDS merupakan suatu serangan biologis terbesar di abad ini, karena penyakit HIV/AIDS adalah ancaman nyata khususnya bagi generasi muda.
Putra Wiraguna mengatakan kelompok yang paling rawan terkena HIV/AIDS adalah kelompok usia 15-49 tahun atau kelompok produktif. Berdasarkan data Kota Denpasar sendiri kasus HIV/AIDS terjadi pada kelompok usia 20-29 tahun yang kemudian diikuti oleh kelompok usia 30-39 tahun, jika dilihat dari perkembangan HIV itu akan menjadi AIDS setelah 5-10 tahun kemudian.
"Jadi penderita yang berusia 20 tahun itu diperkirakan tertular di usia 10-15 tahun, di saat mereka masih berada di bangku sekolah. Oleh sebab itu penyuluhan ini sangat penting bagi generasi muda terutama siswa-siswi di tingkat SMA/SMK," katanya.
Putra Wiraguna lebih lanjut mengatakan alasan penyuluhan ini fokuskan pada remaja di karenakan remaja merupakan suatu peralihan dari fase anak menjadi dewasa.
Dimana fase ini adanya perubahan hormonal yang membuat sebuah ketertarikan pada lawan jenis, disinilah biasanya pergaulan bebas bisa terjadi, yang nantinya akan jatuh dengan seks bebas dan berakhir pada penularan infeksi seksual.
Sekda Kota Denpasar Anak Agung Rai Iswara mengatakan para siswa sangat perlu di bekali dengan pengetahuan dan layanan tentang penyakit HIV/AIDS dan infeksi menular seksual sejak dini, sehingga nantinya mampu melindungi dirinya dan orang lain terhadap resiko-resiko penularan HIV/AIDS.
Menurut dia, pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah juga sangat penting diberikan kepada anak-anak secara komprehensif.
"Saya menyabut baik atas dilaksanakan penyuluhan ini, dan saya berharap agar penyuluhan seperti ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan, sehingga generasi muda khususnya para pelajar SMA atau sederajat dapat pemahaman yang tepat tentang bahaya infeksi menular seksual dan HIV/AIDS," katanya.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Ketua Perdoski Cabang Bali Dr. dr Anak Agung Gde Putra Wiraguna di Denpasar, Sabtu mengatakan kegiatan yang diselenggarakan berkaitan dengan HUT Ke 50 Perdoski, karena itu sebagai kegiatan sosial pihaknya menyelenggarakan kegiatan penyuluhan tersebut.
Ia mengatakan HIV/AIDS merupakan suatu serangan biologis terbesar di abad ini, karena penyakit HIV/AIDS adalah ancaman nyata khususnya bagi generasi muda.
Putra Wiraguna mengatakan kelompok yang paling rawan terkena HIV/AIDS adalah kelompok usia 15-49 tahun atau kelompok produktif. Berdasarkan data Kota Denpasar sendiri kasus HIV/AIDS terjadi pada kelompok usia 20-29 tahun yang kemudian diikuti oleh kelompok usia 30-39 tahun, jika dilihat dari perkembangan HIV itu akan menjadi AIDS setelah 5-10 tahun kemudian.
"Jadi penderita yang berusia 20 tahun itu diperkirakan tertular di usia 10-15 tahun, di saat mereka masih berada di bangku sekolah. Oleh sebab itu penyuluhan ini sangat penting bagi generasi muda terutama siswa-siswi di tingkat SMA/SMK," katanya.
Putra Wiraguna lebih lanjut mengatakan alasan penyuluhan ini fokuskan pada remaja di karenakan remaja merupakan suatu peralihan dari fase anak menjadi dewasa.
Dimana fase ini adanya perubahan hormonal yang membuat sebuah ketertarikan pada lawan jenis, disinilah biasanya pergaulan bebas bisa terjadi, yang nantinya akan jatuh dengan seks bebas dan berakhir pada penularan infeksi seksual.
Sekda Kota Denpasar Anak Agung Rai Iswara mengatakan para siswa sangat perlu di bekali dengan pengetahuan dan layanan tentang penyakit HIV/AIDS dan infeksi menular seksual sejak dini, sehingga nantinya mampu melindungi dirinya dan orang lain terhadap resiko-resiko penularan HIV/AIDS.
Menurut dia, pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah juga sangat penting diberikan kepada anak-anak secara komprehensif.
"Saya menyabut baik atas dilaksanakan penyuluhan ini, dan saya berharap agar penyuluhan seperti ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan, sehingga generasi muda khususnya para pelajar SMA atau sederajat dapat pemahaman yang tepat tentang bahaya infeksi menular seksual dan HIV/AIDS," katanya.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016