Denpasar (Antara Bali) - Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar Made Muliawan Arya mengharapkan masyarakat Bali untuk tenang dan menjaga keamanan pascatragedi aksi teroris di kawasan Sarinah Jalan MH Thamrin Jakarta Pusat, Kamis (14/1).

"Kami imbau masyarakat Pulau Dewata untuk tetap beraktivitas seperti biasa. Namun tetap hati-hati dan waspada," katanya di Denpasar, Jumat.

Ia mengharapkan kepada masyarakat mengurangi aktivitas ke luar rumah jika tidak ada kepentingan mendesak, dan juga mengindari ikut-ikutan dalam aksi demonstrasi agar terhindar dari marabahaya.

"Kami meminta seluruh warga Bali menghindari tempat-tempat keramaian atau pun terlibat dalam aksi pengerahan massa dalam upaya menjaga keamanan," ucap politikus Partai Gerindra itu.

Tokoh pemuda yang akrab disapa De Gadjah ini mengatakan pengerahan massa akan menjadi peluang bagus bagi teroris untuk memasang target dan mudah menunggangi aksi tersebut.

"Karena itu hindari dan kurangi kumpul-kumpul dan bergerombol yang tak perlu. Masyarakat Bali harus waspada dan menghindari aksi seperti itu, hal ini untuk mengantisipasi keamanan bersama, dan mengindari hal yang tidak diinginkan terjadi," ujarnya.

De Gadjah menyatakan duka cita kepada korban dan rasa prihatin dengan kejadian yang memilukan terjadi di Ibu Kota Jakarta.

Untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan terjadi di Bali, De Gadjah berharap pihak keamanan baik Polri dan TNI harus siaga dan terus meningkatkan kewaspadaan serta menjaga situasi di Pulau Bali agar tidak mengganggu pariwisata, yakni sektor yang menjadi andalan sebagian besar masyarakat Bali.

"Bahaya bagi sektor pariwisata kalau di Bali tidak aman dan masyarakatnya ikut-ikutan gaduh. Aksi massa seperti demo apalagi berujung anarkis tentu saja membuat resah wisatawan mancanegara yang berwisata di Bali," katanya.

De Gadjah yang juga Ketua Umum Harian Pemuda Bali Bersatu (PBB) meminta kepada rekannya seluruh ormas di Bali agar bersatu dan bersama-sama menjaga keamanan, ketentraman, kedamaian di Pulau Dewata.

"Saya mohon rekan-rekan sesama ormas mari bersatu menjaga Bali. Mari kita bersama menjaga kedamaian dan menjunjung tinggi persaudaraan demi menjaga ajeg Bali yang tentram dan damai," katanya.

Hal senada juga disampaikan Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali, Prof Dr Gusti Ngurah Sudiana, MS berharap masyarakat Bali waspada dan berhati-hati, dan berkaca dari aksi Bom Bali pada 2002 dan 2005.

Prof Sudiana juga meminta masyarakat Bali jika tidak ada kepentingan sekali agar mengurangi keluar rumah dan menghindari aksi-aksi massa seperti demo dan lainnya.

"Saya meminta seluruh elemen masyarakat tidak melakukan mengerahan massa. Karena bisa ditunggangi pihak tertentu untuk kepentingan mereka yang bertujuan merusak keamanan negara Indonesia," katanya.

Selain itu, kata Prof Sudiana, aksi massa bisa dimanfaatkan oleh kelompok tertentu, terutama kelompok teroris yang bisa mengancam keselamatan masyarakat Bali sendiri.

"Masyarakat Bali jika tidak penting sekali jangan melakukan kegiatan atau melakukan gerakan yang bisa merembet yang sifatnya cepat melakukan aksi-aksi pengerahan massa seperti demo dalam beberapa minggu ke depan," ujar Prof Sudiana yang juga Dosen IHDN Denpasar.

Ia mengharapkan seluruh tokoh masyarakat di Bali harus bisa ikut serta mengajak warga lainnya untuk memelihara kedamaian di Bali. Termasuk kerukunan beragama di Bali agar terus dijaga bersama dalam menegakkan konsep "menyamabraya" (bersaudara) di Bali tetap terjaga dengan baik.

"Saya ikut prihatin dengan kejadian di Jakarta yang tidak terduga itu. Untuk itu, masyarakat Bali perlu melakukan peningkatan kewaspadaan setiap saat terutama beberapa bulan mendatang," katanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Komang Suparta

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016