Singaraja (Antara Bali) - Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Buleleng, Bali, Putu Wilasa mengatakan solidaritas kerukunan umat beragama menjadi benteng kokoh masuknya berbagai paham radikalisme ke daerah itu.

"Karakter orang Buleleng yang terbuka dan saling menghargai sesama umat beragama sudah mendarah daging sejak ratusan tahun silam sehingga paham radikalisme apapun namanya sulit berkembang di `Bumi Panji Sakti`," kata Putu Wilasa di Singaraja, Sabtu.

Ia menjelaskan, Buleleng sejak dulu kala terkenal dengan daerah yang kental dengan kerukunannya dimana berbagai kalangan masyarakat dapat hidup berdampingan saling mengasihi dan tanpa sedikitpun perbedaan di antara mereka.

"Paham apapun yang berbau radikal memang susah masuk ke Buleleng, tetapi apapun namanya proteksi perlu dilakukan sehingga kerukunan itu tetap terjaga," katanya.

Wilasa menambahkan, pihaknya tetap waspada dengan berbagai jenis paham radikalisme yang kini mulai berkembang di dunia seperti kelompok bersenjata ISIS dan jenis paham radikal lainnya.

"Koordinasi tetap dilakukan terkait pengawasan di intern umat masing-masing karena pada intinya kami di FKUB terdiri dari berbagai tokoh lintas agama," kata dia.

Wilasa menilai musyawarah merupakan jalan terbaik menyelesaikan masalah apapun namanya terlebih menyangkut kehidupan beragama yang melibatkan orang banyak pasti saja kadang kala ada gesekan-gesekan kecil.

"Hal itu biasa, namun cara penyelesaiannya itu yang lebih penting. Sekecil apapun masalahnya harus tetap dimusyawarahkan terutama dengan para tokoh," kata dia.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga mengintensifkan kerja sama dengan berbagai pihak seperti Kepolisan, TNI, Pemkab Buleleng dan juga masyarakat umum. "Kami selalu berkoordinasi, terutama dengan Kepolisian karena menyangkut keamanan," papar dia. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Bagus Andi Purnomo

Editor : I Made Andi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016