Klungkung (Antara Bali) - Organisasi Radio Antar-Penduduk Indonesia (RAPI) Kabupaten Klungkung melakukan bantuan komunikasi atas peristiwa tumbangnya pohon kepuh di areal Pura Prajapati di Banjar Prapat, Desa Ped, Nusa Penida, Kabupaten Klungkung.
"Pohon kepuh itu berukuran besar dan diperkirakan berusia ratusan tahun. Pohon itu tumbang pada Minggu (27/12), diperkirakan karena sudah lapuk," kata Ketua RAPI Kabupaten Klungkung I Nengah Krisna di Semarapura, Senin.
Pohon kepuh itu tumbang hingga menimpa dua pelinggih gedong, namun tidak sampai mengenai bangunan Pura Prajapati yang utama. Selain itu, satu pohon bunut, satu pohon jati dan tiga pohon kelapa turut rebah akibat tertimpa pohon kepuh.
Krisna melanjutkan, RAPI Klungkung sebagai organisasi kemasyarakatan memberikan bantuan komunikasi (bankom) untuk memperlancar tugas pihak terkait, termasuk dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klungkung yang menyeberang menuju Nusa Penida.
Pihak BPBD Klungkung sebanyak empat personel, datang meninjau ke lokasi pohon yang tumbang. Selanjutnya keempat personel itu melakukan bersih-bersih lokasi dan memotong bagian-bagian pohon kepuh yang sudah rebah itu.
Mengingat besarnya ukuran pohon yang tumbang, proses pemotongan pohon tidak bisa dilakukan dalam tempo sehari, namun dilanjutkan lagi pada hari ini.
"Diperkirakan memang hari ini dilanjutkan pemotongan pohon di Pura Prajapati, karena diameternya cukup besar. Tadinya banyak yang mengira pohon itu terletak di area Pura Dalem Ped, karena memang sama-sama terletak di Desa Ped," ujar Jro Monika, anggota RAPI Klungkung yang tinggal di Nusa Penida, menambahkan.
Padahal, ucap Jro Monika, Pura Prajapati berjarak sekitar 1,5 km di sebelah timur Pura Dalem Ped.
Sementara itu, Sekretaris BPBD Klungkung Dewa Gede Wisasta yang meninjau langsung ke Pura Prajapati menyebutkan, pohon kepuh itu tumbang dan menimpa bangunan gedong. Selain itu, penyengker atau pagar pura sepanjang delapan meter juga roboh tertimpa pohon.
"Syukur tidak ada korban jiwa akibat kejadian ini," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Pohon kepuh itu berukuran besar dan diperkirakan berusia ratusan tahun. Pohon itu tumbang pada Minggu (27/12), diperkirakan karena sudah lapuk," kata Ketua RAPI Kabupaten Klungkung I Nengah Krisna di Semarapura, Senin.
Pohon kepuh itu tumbang hingga menimpa dua pelinggih gedong, namun tidak sampai mengenai bangunan Pura Prajapati yang utama. Selain itu, satu pohon bunut, satu pohon jati dan tiga pohon kelapa turut rebah akibat tertimpa pohon kepuh.
Krisna melanjutkan, RAPI Klungkung sebagai organisasi kemasyarakatan memberikan bantuan komunikasi (bankom) untuk memperlancar tugas pihak terkait, termasuk dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klungkung yang menyeberang menuju Nusa Penida.
Pihak BPBD Klungkung sebanyak empat personel, datang meninjau ke lokasi pohon yang tumbang. Selanjutnya keempat personel itu melakukan bersih-bersih lokasi dan memotong bagian-bagian pohon kepuh yang sudah rebah itu.
Mengingat besarnya ukuran pohon yang tumbang, proses pemotongan pohon tidak bisa dilakukan dalam tempo sehari, namun dilanjutkan lagi pada hari ini.
"Diperkirakan memang hari ini dilanjutkan pemotongan pohon di Pura Prajapati, karena diameternya cukup besar. Tadinya banyak yang mengira pohon itu terletak di area Pura Dalem Ped, karena memang sama-sama terletak di Desa Ped," ujar Jro Monika, anggota RAPI Klungkung yang tinggal di Nusa Penida, menambahkan.
Padahal, ucap Jro Monika, Pura Prajapati berjarak sekitar 1,5 km di sebelah timur Pura Dalem Ped.
Sementara itu, Sekretaris BPBD Klungkung Dewa Gede Wisasta yang meninjau langsung ke Pura Prajapati menyebutkan, pohon kepuh itu tumbang dan menimpa bangunan gedong. Selain itu, penyengker atau pagar pura sepanjang delapan meter juga roboh tertimpa pohon.
"Syukur tidak ada korban jiwa akibat kejadian ini," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015