Singaraja (Antara Bali) - SMA Negeri 1 Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali berhasil meraih juara pada lomba karya ilmiah tingkat nasional di Universitas Airlangga, Jawa Timur menyisihkan 79 tim dari seluruh Indonesia.
"Lomba tersebut yakni "Paper Competition For Senior High School Students" atau PACOM 2015 di Fakultas Kedokteran Unair," kata Kepala Sekolah SMAN 1 Singaraja, Putu Eka Wilantara, Kamis.
Ia menjelaskan, SMAN 1 Singaraja yang diwakili satu tim masing masing Putu Wicaksana A.G, Putu Gea Rini Dian Pratiwi, dan Luh Putu Ariyani Pratiwi melalui tulisan berjudul "Sinergisme VCO dan Ekstrak Biji Jinten Hitam untuk Mengobati Dermatitis Atopik pada Anak dengan Hewan Coba Mencit Balb/C.
Eka Wilantara memaparkan, penelitian tersebut dilakukan selama satu bulan dan berhasil menemukan fakta bahwa "Mencit Balb/c" yang diberikan perlakuan VCO dan ekstrak biji jinten hitam mampu mengobati penyakit dermatitis atopik.
Dikatakan waktu pelaksanaan lomba terbagi dalam lima tahapan dan setelah dilakukan penilaian terhadap kesesuaian denga tema, kreativitas, objektivitas dan keaktualan karya tulis juri sempat menetapkan 10 tim terbaik sebelum akhirnya menilai tim smansa sebagai juara.
"Keberhasilan besar tersebut merupakan kerja keras siswa siswi kami dan didukung juga dengan pembina yakni Drs Ketut Sudibawana yang terus mendampingi anak didik yang mengikuti lomba," katanya.
Lebih lanjut, ia memaparkan, di sekolah SMA tertua di Bali itu memang khusus memiliki semacam kelompok siswa penggelar karya ilmiah (KIR), sehingga anak anak memiliki wadah mengembangkan ide dan karya yang dimiliki untuk selanjutnya dilombakan.
"Kami memang fokus membina hal terkait prestasi siswa melalui berbagai ekstrakulikuler baik yang bersifat akademik maupun non akademik," katanya.
Selanjutnya, kata Eka Wilantara, pihaknya sangat berharap hasil karya siswanya tersebut dapat ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah maupun pihak swasta untuk dapat dikembangkan lagi, terlebih lagi sebelumnya siswa dalam melakukan penelitian hanya melakukan alat alat tergolong minim dan waktu yang terbatas.
"Kami berharap dapat diperhatikan, apalagi, anak didik kami sebelumnya juga sempat menemukan obat untuk mengatasi rabies, sehingga manfaat nantinya dapat dirasakan masyarakat," demikian Eka Wilantara. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Lomba tersebut yakni "Paper Competition For Senior High School Students" atau PACOM 2015 di Fakultas Kedokteran Unair," kata Kepala Sekolah SMAN 1 Singaraja, Putu Eka Wilantara, Kamis.
Ia menjelaskan, SMAN 1 Singaraja yang diwakili satu tim masing masing Putu Wicaksana A.G, Putu Gea Rini Dian Pratiwi, dan Luh Putu Ariyani Pratiwi melalui tulisan berjudul "Sinergisme VCO dan Ekstrak Biji Jinten Hitam untuk Mengobati Dermatitis Atopik pada Anak dengan Hewan Coba Mencit Balb/C.
Eka Wilantara memaparkan, penelitian tersebut dilakukan selama satu bulan dan berhasil menemukan fakta bahwa "Mencit Balb/c" yang diberikan perlakuan VCO dan ekstrak biji jinten hitam mampu mengobati penyakit dermatitis atopik.
Dikatakan waktu pelaksanaan lomba terbagi dalam lima tahapan dan setelah dilakukan penilaian terhadap kesesuaian denga tema, kreativitas, objektivitas dan keaktualan karya tulis juri sempat menetapkan 10 tim terbaik sebelum akhirnya menilai tim smansa sebagai juara.
"Keberhasilan besar tersebut merupakan kerja keras siswa siswi kami dan didukung juga dengan pembina yakni Drs Ketut Sudibawana yang terus mendampingi anak didik yang mengikuti lomba," katanya.
Lebih lanjut, ia memaparkan, di sekolah SMA tertua di Bali itu memang khusus memiliki semacam kelompok siswa penggelar karya ilmiah (KIR), sehingga anak anak memiliki wadah mengembangkan ide dan karya yang dimiliki untuk selanjutnya dilombakan.
"Kami memang fokus membina hal terkait prestasi siswa melalui berbagai ekstrakulikuler baik yang bersifat akademik maupun non akademik," katanya.
Selanjutnya, kata Eka Wilantara, pihaknya sangat berharap hasil karya siswanya tersebut dapat ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah maupun pihak swasta untuk dapat dikembangkan lagi, terlebih lagi sebelumnya siswa dalam melakukan penelitian hanya melakukan alat alat tergolong minim dan waktu yang terbatas.
"Kami berharap dapat diperhatikan, apalagi, anak didik kami sebelumnya juga sempat menemukan obat untuk mengatasi rabies, sehingga manfaat nantinya dapat dirasakan masyarakat," demikian Eka Wilantara. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015