Jakarta (Antara Bali) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, mengaku bangga dengan ditetapkannya sebanyak sembilan Tari Bali sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda oleh UNESCO.
"Saya menyambut baik, kekayaan budaya Indonesia diakui sebagai kekayaan budaya dunia. Tentu ini sangat membanggakan," ujar Anies Baswedan di Jakarta, Kamis.
Dia menambahkan penetapan Tari Bali sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda ini maka Indonesia telah memiliki tujuh elemen budaya dalam Daftar Warisan Budaya Tak Benda UNESCO.
"Sekarang kita punya tujuh elemen yang diakui sebagai warisan budaya dunia. Enam elemen dari Indonesia yang telah terdaftar sebelumnya adalah Wayang (2008), Keris (2008), Batik (2009), Angklung (2010), Tari Saman (2011), dan Noken Papua (2012). Serta Satu program Pendidikan dan Pelatihan tentang Batik (2009). Ini memiliki konsekuensi kita semua harus bekerja keras untuk mempertahankan dan mengelola semua proses pengakuan, baik di level nasional maupun internasional," jelas dia.
Sebanyak sembilan tari asal Bali ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO berdasarkan hasil sidang ke-10 Komite Warisan Budaya Tak Benda UNESCO di Windhoek, Namibia, Rabu.
Komite Warisan Budaya Tak Benda UNESCO mengadakan sidang pada 30 November - 4 Desember 2015 di Windhoek, Namibia.
Kesembilan tarian tradisional tersebut adalah Rejang, Sanghyang Dadari, dan Baris Upacara yang digolongkan sebagai tarian sakral; Topeng Sidhakarya, Sendratari Gambuh, dan Sendratari Wayang Wong yang digolongkan sebagai tarian semi-sakral, serta tari Legong Kraton, Joged Bumbung, dan Barong Ket "Kuntisraya", yang digolongkan sebagai tarian hiburan.
Inskripsi tiga genre tari tradisi di Bali yang terdiri dari sembilan tarian Bali ke dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda UNESCO merupakan bentuk pengakuan dunia internasional terhadap arti penting tarian tersebut. Diharapkan inskipsi tersebut juga meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia akan nilai-nilai luhur tarian Bali serta semangat untuk melestarikannya di masa mendatang. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Saya menyambut baik, kekayaan budaya Indonesia diakui sebagai kekayaan budaya dunia. Tentu ini sangat membanggakan," ujar Anies Baswedan di Jakarta, Kamis.
Dia menambahkan penetapan Tari Bali sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda ini maka Indonesia telah memiliki tujuh elemen budaya dalam Daftar Warisan Budaya Tak Benda UNESCO.
"Sekarang kita punya tujuh elemen yang diakui sebagai warisan budaya dunia. Enam elemen dari Indonesia yang telah terdaftar sebelumnya adalah Wayang (2008), Keris (2008), Batik (2009), Angklung (2010), Tari Saman (2011), dan Noken Papua (2012). Serta Satu program Pendidikan dan Pelatihan tentang Batik (2009). Ini memiliki konsekuensi kita semua harus bekerja keras untuk mempertahankan dan mengelola semua proses pengakuan, baik di level nasional maupun internasional," jelas dia.
Sebanyak sembilan tari asal Bali ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO berdasarkan hasil sidang ke-10 Komite Warisan Budaya Tak Benda UNESCO di Windhoek, Namibia, Rabu.
Komite Warisan Budaya Tak Benda UNESCO mengadakan sidang pada 30 November - 4 Desember 2015 di Windhoek, Namibia.
Kesembilan tarian tradisional tersebut adalah Rejang, Sanghyang Dadari, dan Baris Upacara yang digolongkan sebagai tarian sakral; Topeng Sidhakarya, Sendratari Gambuh, dan Sendratari Wayang Wong yang digolongkan sebagai tarian semi-sakral, serta tari Legong Kraton, Joged Bumbung, dan Barong Ket "Kuntisraya", yang digolongkan sebagai tarian hiburan.
Inskripsi tiga genre tari tradisi di Bali yang terdiri dari sembilan tarian Bali ke dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda UNESCO merupakan bentuk pengakuan dunia internasional terhadap arti penting tarian tersebut. Diharapkan inskipsi tersebut juga meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia akan nilai-nilai luhur tarian Bali serta semangat untuk melestarikannya di masa mendatang. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015