Denpasar (Antara Bali)- Perayaan hari raya saraswati sejumlah sekolah menggelar piodalan di sekolah masing-masing.
Seharinya, upacara bayupinaruh sejumlah pelabuhan dipadati warga yang akan menyeberang ke Kusamba, Klungkung maupun ke Sanur. Hari Saraswati merupakan piodalan paibon, dadia maupun pura desa di Nusa Penida terutama bagian atas. Ribuan perantauan Denpasar dan sekitarnya pulang kampung menggelar piodalan. Setengah dari jumlah penduduk Nusa Penida ada di tanah rantuan.
“ Pagi buta warga sudah antre mendaftarkan, memang diakui hari Raya Saraswati terjadi lonjakan penumpang, sebagian besar dari mereka menggelar piodalan didesa masing-masing. Padatnya penumpang jauh ketimbang piodalan Pura Penataran atau hari raya Galungan. Lonjakan penumpang berlangsung sehari saja, “ kata I Nyoman Landep Pengelola Gangga Express saat ditemui di Pelabuhan Tradisional Sampalan, Minggu (29/11).
Landep menuturkan membludakanya penumpang terjadi penambahan trip, secara regular melayani penumpang hingga 3 trip. Untuk hari ini penanmbahan terjadi hingga 12 trip itu pun belum terhitung trip sore.
Menurut penumpang asal Karang, Desa Pejukutan I Wayan Jana mengatakan setengah wilayah Nusa Penida piodalan pada saraswati baik di paibon, dadia maupun pura desa. sehingga warga rantuan pulang kampung. “ padahal saya sudah pagi-pagi datang ehhh ternyata dapat anteran trip 11. Tapi ngga apa yang terpenting dapat menyeberang, “ terangnya.
Armada lainnya juga kena imbas lonjakan penumpang seperti Sekar Jaya Marine dan Mola-mola Express melayani masing masing 3 trip dengan jurusan berbeda (Sanur-Tribuana).
Sementara sehari Hari Raya Saraswati “ Bayupinaruh†warga bondong-bondong mendatangi pantai. Mulai matahari berwarna orange hingga kemerahan warga silih berganti datang dan pergi. Ini terlihat di pantai Sampalan dan Batununggul. Kondisi keadaan surut menyulitkan warga berenang menjalani upacara melukat. Kubangan air menjadi alternative, namun warga bisa berenang hingga tengah laut. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Seharinya, upacara bayupinaruh sejumlah pelabuhan dipadati warga yang akan menyeberang ke Kusamba, Klungkung maupun ke Sanur. Hari Saraswati merupakan piodalan paibon, dadia maupun pura desa di Nusa Penida terutama bagian atas. Ribuan perantauan Denpasar dan sekitarnya pulang kampung menggelar piodalan. Setengah dari jumlah penduduk Nusa Penida ada di tanah rantuan.
“ Pagi buta warga sudah antre mendaftarkan, memang diakui hari Raya Saraswati terjadi lonjakan penumpang, sebagian besar dari mereka menggelar piodalan didesa masing-masing. Padatnya penumpang jauh ketimbang piodalan Pura Penataran atau hari raya Galungan. Lonjakan penumpang berlangsung sehari saja, “ kata I Nyoman Landep Pengelola Gangga Express saat ditemui di Pelabuhan Tradisional Sampalan, Minggu (29/11).
Landep menuturkan membludakanya penumpang terjadi penambahan trip, secara regular melayani penumpang hingga 3 trip. Untuk hari ini penanmbahan terjadi hingga 12 trip itu pun belum terhitung trip sore.
Menurut penumpang asal Karang, Desa Pejukutan I Wayan Jana mengatakan setengah wilayah Nusa Penida piodalan pada saraswati baik di paibon, dadia maupun pura desa. sehingga warga rantuan pulang kampung. “ padahal saya sudah pagi-pagi datang ehhh ternyata dapat anteran trip 11. Tapi ngga apa yang terpenting dapat menyeberang, “ terangnya.
Armada lainnya juga kena imbas lonjakan penumpang seperti Sekar Jaya Marine dan Mola-mola Express melayani masing masing 3 trip dengan jurusan berbeda (Sanur-Tribuana).
Sementara sehari Hari Raya Saraswati “ Bayupinaruh†warga bondong-bondong mendatangi pantai. Mulai matahari berwarna orange hingga kemerahan warga silih berganti datang dan pergi. Ini terlihat di pantai Sampalan dan Batununggul. Kondisi keadaan surut menyulitkan warga berenang menjalani upacara melukat. Kubangan air menjadi alternative, namun warga bisa berenang hingga tengah laut. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015