Kuta (Antara Bali) - Operator Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Bali, meningkatkan pengamanan setelah pemerintah menaikkan level keamanan seluruh bandara di Indonesia mewaspadai pergerakan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
"Sekarang ada peningkatan keamanan karena ada instruksi dari Pemerintah Pusat tentang peningkatan keamanan dari kondisi hijau ke kuning," kata Co-General Manajer PT Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Bali, I Gusti Ngurah Ardita ditemui di posko terpadu bandara setempat di Kuta, Kabupaten Badung, Sabtu.
Untuk itu, pihaknya melakukan optimalisasi koordinasi dan sinergitas dengan aparat keamanan lain yang bersiaga di posko keamanan terpadu yang didirikan di Terminal Keberangkatan Domestik.
Aparat gabungan itu meliputi Gegana Brimob Polda Bali, TNI Angkatan Udara, Polisi Bandara, petugas keamanan bandara hingga Pecalang atau petugas keamanan adat khas Bali.
"Kami melakukan peningkatan pengawasan dan pengamatan bersama polisi, TNI, pecalang dari lingkungan sekitar bandara dan unsur keamanan kami," imbuh Ardita.
Pecalang tersebut berasal dari Desa Adat Kelan dan Desa Adat Tuban yang berada di dekat bandara.
Ardita menambahkan petugas gabungan itu akan rutin melakukan patroli rutin baik di dalam bandara maupun di sekitar kawasan bandara.
Namun pihaknya tidak ingin melakukan patroli secara berlebihan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi serta tetap memberikan pelayanan humanis kepada pengguna jasa penerbangan.
Selain mengoptimalkan kerja sama personel keamanan, peralatan keamanan juga akan ditingkatkan.
Ardita menjelaskan bahwa di sekitar bandara tersebar sekitar 500 lebih kamera pengawas atau CCTV dan tahun depan akan ditambah.
Adanya peningkatan keamanan di bandara setempat dan di seluruh bandara di Indonesia mengingat pergerakan kelompok bergaris keras ISIS yang diduga melakukan serangan brutal di Paris, Prancis.
Ancaman terorisme juga terjadi di sejumlah negara termasuk ancaman kepada sejumlah maskapai penerbangan dan bandara di dunia.
Hal tersebut menyebabkan pemerintah meningkatkan level keamanan bandara. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Sekarang ada peningkatan keamanan karena ada instruksi dari Pemerintah Pusat tentang peningkatan keamanan dari kondisi hijau ke kuning," kata Co-General Manajer PT Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Bali, I Gusti Ngurah Ardita ditemui di posko terpadu bandara setempat di Kuta, Kabupaten Badung, Sabtu.
Untuk itu, pihaknya melakukan optimalisasi koordinasi dan sinergitas dengan aparat keamanan lain yang bersiaga di posko keamanan terpadu yang didirikan di Terminal Keberangkatan Domestik.
Aparat gabungan itu meliputi Gegana Brimob Polda Bali, TNI Angkatan Udara, Polisi Bandara, petugas keamanan bandara hingga Pecalang atau petugas keamanan adat khas Bali.
"Kami melakukan peningkatan pengawasan dan pengamatan bersama polisi, TNI, pecalang dari lingkungan sekitar bandara dan unsur keamanan kami," imbuh Ardita.
Pecalang tersebut berasal dari Desa Adat Kelan dan Desa Adat Tuban yang berada di dekat bandara.
Ardita menambahkan petugas gabungan itu akan rutin melakukan patroli rutin baik di dalam bandara maupun di sekitar kawasan bandara.
Namun pihaknya tidak ingin melakukan patroli secara berlebihan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi serta tetap memberikan pelayanan humanis kepada pengguna jasa penerbangan.
Selain mengoptimalkan kerja sama personel keamanan, peralatan keamanan juga akan ditingkatkan.
Ardita menjelaskan bahwa di sekitar bandara tersebar sekitar 500 lebih kamera pengawas atau CCTV dan tahun depan akan ditambah.
Adanya peningkatan keamanan di bandara setempat dan di seluruh bandara di Indonesia mengingat pergerakan kelompok bergaris keras ISIS yang diduga melakukan serangan brutal di Paris, Prancis.
Ancaman terorisme juga terjadi di sejumlah negara termasuk ancaman kepada sejumlah maskapai penerbangan dan bandara di dunia.
Hal tersebut menyebabkan pemerintah meningkatkan level keamanan bandara. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015