Denpasar (Antara Bali) - Bentara Budaya Bali, lembaga kebudayaan nirlaba Kompas-Gramedia di Ketewel, Kabupaten Gianyar menggelar pemutaran film dalam tema "Sinema Bentara: Sosok dan Pokok" selama 29-30 November 2015.

"Kegiatan itu diisi dengan pemutaran film dan diskusi bekerja sama dengan Sinematek Indonesia, Alliance Francaise Bali, dan Goethe Institut Indonesien," kata koordinator kegiatan tersebut, Vanesa Martida di Denpasar, Kamis.

Ia mengatakan sejumlah film yang disuguhkan, antara lain film-film fiksi dan dokumenter yang pernah meraih berbagai penghargaan internasional, yang mengangkat tema seputar kehidupan dan proses kreatif para tokoh nasional dan dunia.

Para tokoh tersebut, antara lain Tjoet Nja Dhien (Indonesia, Eros Djarot), Soegija (Indonesia, Garin Nugroho), Coco Avant Chanel (Perancis, Anne Fontaine), How to Make a Book With Steidl (German, Gereon Wetzel, Jorg Adolph) dan La Vie En Rose (Perancis, Olivier Dahan).

"Film Tjoet Nja Dhien mengisahkan bagaimana seorang pahlawan perempuan menggantikan posisi suaminya yang tewas tertembak, menjadi panglima perang hingga ia menjadi lemah, lumpuh, dan mengalami kebutaan, namun tetap tidak menyerah kepada penjajah," katanya.

Demikian pula pada film arahan sutradara Prancis, Coco Avant Chanel dan La Vie En Rose, yang berupaya mengisahkan perjalanan panjang sosok yang telah memberikan sumbangsih gagasan revolusioner pada dunianya masing-masing, yakni busana dan musik.

"Karakter-karakter yang dimiliki oleh `sosok` dalam film yang diputar kali ini telah menyumbangkan gagasan brilian pada masanya. Segala putusan ataupun karya yang diciptakan oleh sang tokoh tersebut mewarnai perjalanan sejarah nasional maupun dunia," ujar Vanesa Martida.

Namun, katanya, semua karya sinema itu tetap perlu dikritisi, apakah para kreator telah menghadirkan sosok dan pokok secara ideal dalam karya mereka.

Selain itu, katanya, seberapa penting capaian yang telah dilakukan oleh para tokoh-tokoh tersebut sehingga dapat memberikan kontribusi dalam perkembangan sejarah dunia.

Selain program pemutaran film, acara tersebut juga ditandai dengan sesi diskusi sinema mengenai tokoh-tokoh yang difilmkan, sekaligus mengungkapkan gagasan-gagasan pokok yang inspiratif dan revolusioner dalam film tersebut, kata Vanesa Martida.  (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015