Singaraja (Antara Bali) - Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Buleleng, Bali merancang rehabilitasi jaringan irigasi tersier di wilayah Subak Babakan Jagaraga, Kecamatan Sawan.
"Saluran irigasi nantinya diharapkan dapat dimanfaatkan petani dalam upaya mengentaskan krisis air dan meningkatkan produktivitas swasembada pangan," kata Kadistanak Buleleng Nyoman Swatantra di Singaraja, Selasa.
Ia mengatakan, pelaksanaan proyek perbaikan jaringan irigasi dilakukan sejak 2 Oktober 2015, dengan Nomor SPK 875.1/4077/P3W/2015.
Dikatakan, kegiatan penyediaan sarana produksi pertanian atau perkebunan tersebut memasuki proses perampungan mencapai 90 persen.
"Kami kerjakan rehap jaringan irigasi dalam rangka peningkatan produktivitas swasembada pangan dan perbaikan ini diharapkan mampu meningkatkan indeks pertanahan dan jangan sampai ada air subak banyak terbuang," ujar dia.
Lebih jauh, ia memaparkan, musim kering selama beberapa bulan terakhir memiliki dampak terhadap pertanian di Bali Utara.
Swatantra menjelaskan, kawasan pertanian dan perkebunan menjadi lahan potensial penghasilan warga masyarakat. Sedikitnya bila jaringan irigasi tuntas dikerjakan, akan mampu mengairi lahan pertanian warga.
Selain itu, kata dia, perbaikan jaringan irigasi tersier ini menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK), melibatkan pihak ketiga melalui kontraktor.
Ia juga menerangkan, dana dihabiskan dalam menuntaskan proyek mencapai Rp137 Juta. "Kami memang ada rencana meninjau perkembangan proyek itu, tapi kalau dari PPTK sudah turun, akan tim monitoring dalam kegiatan itu," terangnya.
Sementara itu, Perbekel Desa Jagaraga Made Sumendra Nurjaya, menambahkan, sumber air subak irigasi tersebut berasal dari DAM Jagaraga di Desa Bebetin. Perbaikan aliran irigasi diharapkan mampu meningkatkan hasil pertanian.
"Nantinya masyarakat dapat menggunakan langsung air irigasi apabila proyek tuntas dikerjakan dan aliran air digunakan untuk mengairi aliran sawah bekerja sama dengan Distanak Buleleng," tandasnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Saluran irigasi nantinya diharapkan dapat dimanfaatkan petani dalam upaya mengentaskan krisis air dan meningkatkan produktivitas swasembada pangan," kata Kadistanak Buleleng Nyoman Swatantra di Singaraja, Selasa.
Ia mengatakan, pelaksanaan proyek perbaikan jaringan irigasi dilakukan sejak 2 Oktober 2015, dengan Nomor SPK 875.1/4077/P3W/2015.
Dikatakan, kegiatan penyediaan sarana produksi pertanian atau perkebunan tersebut memasuki proses perampungan mencapai 90 persen.
"Kami kerjakan rehap jaringan irigasi dalam rangka peningkatan produktivitas swasembada pangan dan perbaikan ini diharapkan mampu meningkatkan indeks pertanahan dan jangan sampai ada air subak banyak terbuang," ujar dia.
Lebih jauh, ia memaparkan, musim kering selama beberapa bulan terakhir memiliki dampak terhadap pertanian di Bali Utara.
Swatantra menjelaskan, kawasan pertanian dan perkebunan menjadi lahan potensial penghasilan warga masyarakat. Sedikitnya bila jaringan irigasi tuntas dikerjakan, akan mampu mengairi lahan pertanian warga.
Selain itu, kata dia, perbaikan jaringan irigasi tersier ini menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK), melibatkan pihak ketiga melalui kontraktor.
Ia juga menerangkan, dana dihabiskan dalam menuntaskan proyek mencapai Rp137 Juta. "Kami memang ada rencana meninjau perkembangan proyek itu, tapi kalau dari PPTK sudah turun, akan tim monitoring dalam kegiatan itu," terangnya.
Sementara itu, Perbekel Desa Jagaraga Made Sumendra Nurjaya, menambahkan, sumber air subak irigasi tersebut berasal dari DAM Jagaraga di Desa Bebetin. Perbaikan aliran irigasi diharapkan mampu meningkatkan hasil pertanian.
"Nantinya masyarakat dapat menggunakan langsung air irigasi apabila proyek tuntas dikerjakan dan aliran air digunakan untuk mengairi aliran sawah bekerja sama dengan Distanak Buleleng," tandasnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015