Denpasar (Antara Bali) - Jamaah calon haji asal Lombok yang telantar di Denpasar akan melaporkan penyelenggara keberangkatan mereka, yakni PT Asia Tour dan Dasa Utama ke kepolisian, jika sampai batal berangkat.

"Apabila kami sampai batal berangkat menunaikan ibadah haji, maka kami sepakat akan membawa penyelenggara keberangkatan haji tersebut ke jalur hukum," kata Suntaram (56), salah seorang calon jemaah haji, di Denpasar, Selasa.

Dikatakan, alasan mereka untuk membawa penyelenggara ke jalur hukum itu karena pihaknya sudah banyak berkorban waktu dan biaya untuk mengurus keberangkatan haji.

"Kami malu dan merasa sangat terbebani secara mental, sebab sebelum berangkat kami sudah dilepas oleh keluarga masing-masing dengan menggelar acara selamatan," ujarnya.

Akibat dengan belum adanya kepastian tentang waktu keberangkatan, katanya, saudara-saudara para keluarga jamaah di Lombok menjadi emosi dan berusaha merusak kantor Dasa Utama, namun untungnya berhasil dicegah.

Berdasarkan kabar terakhir yang diterimanya, ucapnya, kantor Dasa Utama yang berada di Lombok sudah disegel oleh anggota keluarga para keluarga jamaah calon haji yang terlantar tersebut.

"Aksi penyegelan itu mungkin karena para anggota keluarga kami merasa kecewa terhadap Dasa Utama yang membuat kami harus telantar seperti ini," ujarnya.

Sementara kondisi Fauzan (62), salah seorang dari 46 calon jamaah haji yang telantar itu, saat ini sudah membaik.

Sebelumnya kakek itu terserang sakit diduga akibat cemas belum memperoleh kabar pasti soal keberangkatan mereka ke Mekkah.

"Kondisi rekan kami yang terserang demam tinggi, sudah mulai membaik dan demamnya pun sudah menurun setelah beristirahat," ujarnya.

Seperti diketahui, jemaah calon haji nonkuota asal Lombok hampir sepekan telantar di Denpasar, setelah gagal berangkat haji. Seharusnya mereka berangkat pada Selasa (2/11) lalu tapi karena ada permasalahan soal visa, keberangkatan mereka dibatalka.

Oleh manajemen PT Asia Tour dan Dasa Utama, jamaah tersebut diinapkan di Hotel Viking yang terletak di kawasan pusat Kota Denpasar.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010