Denpasar (Antara Bali) - Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (KBPP) Kota Denpasar melakukan inovasi dengan melatih para usaha industri rumah tangga agar dapat mengakses internet dalam mempromosikan produk-produknya.

"Kami terus melakukan terobosan kepada para perempuan. Kali ini kami mengajak para usaha industri rumah tangga untuk belajar memasarkan produknya melalui internet atau teknologi berjaringan," kata Kepala Badan KBPP Kota Denpasar I Gusti Agung Laksmi Dharmayanti, saat membuka pelatihan teknologi bagi perempuan di Kampus STIKI Denpasar, Selasa.

Ia mengatakan perempuan sebagai subjek pembangunan harus dapat mengakses, berpartisipasi, mengontrol dan menerima manfaat dari pembangunan. Namun kondisi ini berbanding terbalik dengan realita, dimana sumber daya perempuan masih terpinggirkan dalam pembangunan.

Hal tersebut dapat dilihat dari keterwakilan perempuan di kelembagaan desa dan pemerintah masih belum seimbang dengan laki-laki. Hasil survei keterwakilan perempuan dalam proses perencanaan kurang dari 10 persen. Termasuk juga kehadiran perempuan dalam mengambil suatu keputusan yang strategis masih dibawah 20 persen.

Begitu juga dalam kemajuan teknologi, kata dia, sampai sekarang banyak perempuan belum bisa memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), terutama para perempuan yang memiliki industri rumah tangga.

"Untuk itu kami dari Badan KBPP Kota Denpasar menggandeng STIKI melatih para perempuan yang memiliki industri rumah tangga agar bisa mengakses internet dan mampu berbisnis secara `online`," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Badan KBPP Denpasar, I Gusti Agung Sri Wetrawati menambahkan pendidikan mengakses internet untuk para perempuan yang memiliki industri rumah tangga sangat penting agar mereka mengetahui bagaimana menggunakan dan manfaat dari teknologi internet tersebut.

"Bila mereka telah mengetahui mengakses internet dengan bisnis `online` diharapkan dapat mempromosikan produknya melalui internet," ujarnya.

Menurut dia, salah satu bentuk mendukung Kota Denpasar sebagai "Smart City", artinya semua komponen harus saling membantu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat termasuk juga memberikan pendidikan TIK bagi perempuan yang memiliki industri rumah tangga itu.

Dikatakan, tidak hanya diberikan pendidikan mengakses internet untuk bisnis "online", para peserta juga diberikan pelatihan kemasan termasuk juga bagaimana tata cara pengurusan izin.

"Kami harapkan semua peserta yang memiliki `home industri` telah memiliki izin usaha dan kelengkapan dokumen lainnya dalam memperlancar usaha," ujar Sri Wetrawati. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Komang Suparta

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015