Denpasar (Antara Bali) - Bali meraup devisa sebesar 4,27 juta dolar AS dari hasil pengapalan patung dan aneka jenis cinderamata lainnya berbahan baku kayu ke pasaran ekspor pada bulan September 2015, naik 12,91 persen dibanding bulan sebelumnya (Agustus 2015) yang hanya 3,78 juta dolar AS.

"Perolehan devisa itu merosot 18,29 persen jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, karena September 2014 mengantongi 5,22 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panasunan Siregar di Denpasar, Minggu.

Ia mengatakan, kerajinan berbahan baku kayu itu memberikan kontribusi sebesar 10,67 persen dari total ekspor Bali selama bulan September 2015 sebesar 40,03 juta dolar AS, meningkat 5,23 persen dari bulan sebelumnya hanya 38,04 juta dolar AS.

Matadagangan tersebut paling banyak menembus pasaran Amerika Serikat yakni 25,10 persen, menyusul Australia 5,79 persen, Jepang 2,55 persen, Singapura 2,04 persen, Hong Kong 0,37 persen, Belanda 4,65 persen,Thailand 1,24 persen, Inggris 6,36 persen, Prancis 5,05 persen dan Jerman 5,66 persen.

Sedangkan 41,21 persen sisanya diserap berbagai negara lainnya di belahan dunia, karena karya patung yang dibuat secara manual oleh seniman Bali sangat disenangi konsumen luar negeri.

Perajin dan seniman Bali mengolah kayu menjadi berbagai jenis patung yang unik dan menarik. Bahkan akar kayu juga diolah menjadi aneka jenis cinderamata yang sangat disenangi wisatawan mancanegara.

Perajin Bali sangat kreatif membuat karya patung dalam berbagai bentuk dan ukuran yang cukup disenangi konsumen mancanegara. Dari sekian banyak sentra pengembangan patung di Bali adalah di Kabupaten Gianyar.

Wisatawan mancanegara dalam menikmati liburan di Bali juga membeli berbagai jenis cinderamata, termasuk patung ukuran kecil sebagai kenang-kenangan pulang ke negaranya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015