Negara (Antara Bali) - Dua pelinggih (tempat ibadah Umat Hindu) milik warga Desa Medewi, Kabupaten Jembrana rusak berat akibat tanah longsor, Kamis (5/11).

Informasi yang dihimpun Jumat, menyebutkan, dua pelinggih di Dusun Bale Setra tersebut milik I Ketut Ladet (85), yang ketika tanah longsor sedang berada di dalam rumah, yang terpisah dari tempat ibadah tersebut.

Akibat tanah longsor tersebut, selain merusak dua palinggih, pagar sepanjang 17 meter yang berfungsi menyangga tanah di atasnya juga hancur.

"Kejadiannya tadi pagi jam 06.00 wita. Bapak saya mendengar suara keras, saat keluar tanah longsor dari atas disertai batu besar menghantam pagar dan pelinggih di bawahnya," kata Nyoman, salah seorang anak Ladet.

Menurutnya, tanah serta bebatuan tersebut juga dibarengi dengan air, padahal saat ini di Kabupaten Jembrana sedang kemarau panjang.

"Tidak ada hujan, tahu-tahu tanah longsor. Padahal pagar ini sudah belasan tahun tidak roboh, meskipun saat musim hujan," ujarnya.

Beberapa tetangga terdekat juga mengaku heran dengan adanya air yang cukup deras mengalir dari atas, sampai menggenangi jalan sekitar.

Kepala Desa atau Perbekel Medewi Komang Suartika menduga, tanah longsor disebabkan kebun di atas rumah disiram dengan air, yang sebelumnya kering dan pecah-pecah.

"Air itu mungkin membuat tanah mendadak gembur dan longsor ke bawah. Kami akan laporkan musibah ini ke Pemkab Jembrana," katanya.(GBI)

Pewarta: Pewarta: Gembong Ismadi

Editor : Gembong Ismadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015