Denpasar (Antara Bali) - Minat wisata spiritual dari Bali menuju sejumlah kota di Tanah Air dan mancanegara mengalami penurunan sekitar 40 persen akibat nilai tukar Rupiah yang sempat anjlok beberapa hari terakhir.

"Akibat nilai tukar Rupiah anjlok terjadi penurunan wisata spiritual `outbound` (keluar dari Bali)," kata Direktur Lila Travel and Tours, I Made Gede Subawa di Denpasar, Sabtu.

Menurut dia, angka rata-rata masyarakat Bali melakukan perjalanan wisata spiritual di dalam maupun luar negeri per tahunnya tumbuh sekitar 1.000-1.500 orang.

Namun hingga Oktober 2015, niat para wisatawan dari Pulau Dewata untuk melakukan perjalanan spiritual urung diwujudkan karena biaya perjalanan yang semakin tinggi akibat tingginya nilai tukar dolar AS.

"Hingga bulan ini, selama 2015 tidak lebih dari 700 orang, itu jumlah yang tidak signifikan dibandingkan periode sebelumnya," imbuhnya.

Sebagian besar, kata dia, masyarakat Bali melakukan perjalanan suci ke Gunung Salak Jawa Barat dan Kutai Kertanegara di Kalimantan.

Sedangkan untuk tujuan luar negeri, sebagian besar tujuan wisata spiritual adalah India, Nepal dan Bangkok di Thailand.

Padahal, lanjut Subawa, potensi wisata spiritual, khususnya bagi umat Hindu dari Bali, cukup potensial untuk digarap biro-biro perjalanan wisata.

Menghadapi kondisi itu, ujarnya, pelaku wisata tidak bisa berbuat banyak dan hanya bisa menunggu sambil melihat perkembangan ekonomi. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015