Jakarta (Antara Bali) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong harga pakan yang lebih murah dalam rangka meningkatkan produksi budidaya sekaligus menekan biaya produksi sehingga bisa meningkatkan keuntungan pelaku sektor perikanan di Tanah Air.

"KKP mendukung produksi pakan murah melalui gerakan pakan ikan mandiri yang memanfaatkan bahan baku lokal," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.

Dia mengungkapkan, nilai tukar mata uang rupiah yang beberapa waktu lalu sempat melemah terhadap dolar Amerika Serikat juga membuat harga pakan ikan cenderung mengalami kenaikan.

Saat ini, jelas Menteri Susi, rata-rata harga pakan ikan air tawar adalah Rp9.500 hingga Rp10.000 per kilogram. "Meskipun kenaikan harga pakan diikuti dengan kenaikan harga jual ikan, tetapi hal ini belum membuat pembudidaya merasakan keuntungan yang memadai, karena 70 persen biaya produksi berasal dari pakan," ucapnya.

Untuk itu, ia menyambut gembira inisiatif PT JAPFA dan sejumlah pabrik pakan ikan lainnya yang telah memproduksi pakan ikan murah khususnya pakan ikan air tawar, sebagaimana kesepakatan antara Menteri Kelautan dan Perikanan dengan produsen pakan.

Selanjutnya, KKP akan mendukung dan membantu sepenuhnya dengan melakukan analisa pakan agar sesuai dengan SNI dan juga sekaligus memberikan nomor pendaftaran pakan murah tersebut, tanpa dikenakan biaya atau gratis.

Sebagaimana diberitakan, sejumlah kelompok pembudidaya ikan di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, mengeluhkan tingginya harga pakan yang dijual di pasaran daerah itu.

"Mahalnya harga pakan ini membuat produksi ikan lokasi di daerah ini turun, karena warga kesulitan mendapat pakan dengan harga murah," kata seorang petani ikan Desa Pangku Raya Kecamatan Teweh Tengah, Agus Sidik di Muara Teweh, Kamis (8/10).

Harga pakan sekarang ini naik menjadi Rp330.000 isi 30 kilogram per sak, padahal sebelumnya harga pakan ini cukup murah, sehingga membuat para pembudidaya perikanan sempat bergairah, namun belakangan ini harga pakan justru melambung naik.

Di samping tingginya harga pakan ikan, harga ikan lokal yang dijual pasar tradisional dalam kota Muara Teweh masih relatif murah, ditambah lagi dengan gempuran pasokkan ikan dari luar daerah yang dijual dengan harga murah.

Sebagian pengelola perikanan dinilai masih belum mampu bersaing dengan pedagang ikan luar daerah, sementara dari hasil penjualan ikan di pasaran tidak sebanding dengan biaya pembelian pakan sampai masa produksi.

Sedangkan sejumlah instansi di daerah seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melatih 20 unit industri kecil menengah (IKM) membuat dan mengembangkan pakan ikan guna mendorong usaha budidaya ikan air tawar di daerah itu (WDY)

Pewarta: Pewarta: Muhammad Razi Rahman

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015