Denpasar (Antara Bali) - Akademisi Universitas Indonesia, Prof Zainal Arifin mengapresiasi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer (Stikom) Bali menyelenggarakan konferensi nasional sistem dan informasi sebagai upaya menyatukan dunia akademisi dengan industri teknologi informasi dan komunikasi.

"Apresiasi patut diberikan kepada Stikom yang telah menggelar konferensi dengan baik dan lancar," kata Prof Zainal Arifin di Denpasar, Sabtu.

Menurut dia, langkah Stikom Bali perlu ditiru Perguruan Tinggi Ilmu Teknologi (IT) lainnya di tanah air guna meningkatkan mutu para dosen dan mahasiswa di kampus terkait.

Prof Zainal Arifin yang juga Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Komputer (Aptikom) Pusat dan Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) itu menambahkan, Indonesia seharusnya fokus menciptakan konten dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

"Kita tidak mungkin menciptakan perangkat lunak (software) untuk menyaingi perusahan besar seperti "microsoft", "google", "oracle". Dulu kita berhasil menciptakan komputer Jangkrik, tetapi leyap mengalami kerusakan pada awal penggunaan," katanya.

Lebih lanjut, ia memberi contoh praktis pada konten Go-Jek . "Konten Go-Jek yang kini sedang terkenal hanya menggunakan perangkat lunak sederhana yang disebutnya E-UMKM," itulah yang perlu ditiru," paparnya.

Selain itu, ia mencontohkan hal sederhana untuk membantu para petani agar penghasilannya lebih meningkat, salah satau solusi yang diusulkan yakni memotong mata rantai penjualan hasil produksi para petani ke konsumen.

"Melalui TIK hal itu bisa dilakukan dan prediksi hasil panen, berapa kebutuhan suatu daerah, daerah mana yang kurang, mana yang lebih, sehingga jika semua data dibuat dalam suatu konten tertentu, orang mudah mencari, tinggal klik ketemu," katanya.

Sementara itu, Ketua Stikom Bali Dr Dadang Hermawan menyatakan Perguruan Tinggi Ilmu Teknologi (IT) terbesar di Pulau Dewata itu rutin menggelar Konferensi Nasional Sistem dan Informasi (KNSI).

"Kami rutin menyelenggarakan KNSI sebagai upaya meningkatkan mutu para pendidik IT, pengusaha dan mahasiswa," kata Dadang Hermawan.

Menurut dia, konferensi semacam itu dapat menyatukan dunia akademisi dengan industri teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di tanah air.

Dadang Hermawan menjelaskan, selama ini masih ada jarak antara hasil-hasil penelitian di perguruan tinggi dengan daya tangkap industri terhadap hasil penelitian tersebut. Akibatnya, banyak penelitian TIK yang bermanfaat bagi masyarakat dan bernilai ekonomis tetapi tidak diaplikasikan oleh industri. "Itulah yang mendorong kami mengagendakan konferensi ini secara rutin tiap tahun," katanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Bagus Andi Purnomo

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015