Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyatakan belum puas dengan penurunan angka kemiskinan di Pulau Dewata pada 2015 meskipun telah menunjukkan tren positif dibandingkan 2014.

"Kalau bisa hanya satu persen saja kemiskinan di Bali. Harusnya kalau kita mau kerja keras menanggulangi aspek-aspek penyebab kemiskinan, saya yakin angkanya itu bisa turun lagi," kata Pastika saat Sosialisasi Indeks Pembangunan Manusia Metode Baru dan Kemiskinan Bali Maret 2015, di Denpasar, Jumat.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, angka kemiskinan Bali pada September 2014 sebesar 4,76 persen, telah turun menjadi 4,74 persen pada Maret 2015.

"Saya berambisi bisa melebihi DKI Jakarta dan membawa Bali bebas dari kemiskinan," ucapnya.

Pastika menginginkan agar jajarannya kembali menyisir desa-desa yang memiliki tingkat kemiskinan di atas 10 persen untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan.

Untuk itu, menurutnya diperlukan pemberian bantuan yang mampu mengembangkan kondisi desa-desa miskin. "Itu tugas pemerintah, dan sudah menjadi kewajiban pemerintah, jadi kalau masih ada masyarakat miskin itu artinya tugasnya belum berhasil secara penuh," katanya.

Sementara itu, Kepala BPS Provinsi Bali Panusunan Siregar dalam laporannya menyampaikan bahwa kemiskinan di Bali jika dilihat secara absolut ada penambahan jumlah penduduk miskin sebesar 760 jiwa selama periode September 2014 Maret 2015.

Namun, secara relatif terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 0,02 persen dari 4,76 persen pada September 2014 menjadi 4,74 persen pada Maret 2015.

Hal ini terjadi karena pertambahan jumlah penduduk miskin jauh lebih kecil dibandingkan pertambahan jumlah penduduk selama periode September 2014-Maret 2015.

Selain itu, ucap Panusunan, penambahan jumlah kemiskinan secara absolut tersebut dikarenakan adanya peningkatan angka garis kemiskinan.

Ia mengemukakan, kemiskinan di Bali disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya, tingkat ketimpangan pendapatan masyarakat Bali semakin menyempit yang ditandai dengan penurunan angka Gini Rasio dari 0,4418 pada September 2014 menjadi 0,3768 pada Maret 2015, dan besaran ini masuk kategori ketimpangan sedang.

"Terjadi perbaikan pembagian kue pembangunan yang dinikmati oleh kelompok 40 persen penduduk terbawah dan kelompok 40 persen penduduk menengah di Provinsi Bali pada Maret 2015," ucap Panusunan.

Jumlah pengangguran di Bali menurun dari 44.126 orang pada Agustus 2014 menjadi 33.611 orang pada Februari 2015, atau berkurang sebanyak 10.515 orang atau sebesar 23,83 persen. Meningkatnya pekerja di sektor informal dari 52,32 persen pada Agustus 2014 ke angka 52,67 persen pada Februari 2015.

Saat ini, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Bali berada di peringkat kelima dengan angka 72,48 dan berada di atas nilai IPM nasional sebesar 68,90.

Namun, pertumbuhan IPM Provinsi Bali masih berada di bawah tingkat nasional. Pertumbuhan IPM Provinsi Bali hanya 0,54 sedangkan di tingkat nasional sebesar 0,86. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015