Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta kepengurusan Perhimpunan Indonesia Tionghoa (Inti) di tengah masyarakat harus bersifat inklusif atau terbuka dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

"Keberadaan organisasi Perhimpunan Inti hendaknya bersifat terbuka, walau organisasi tersebut terbentuk berdasarkan etnis Tionghoa. Karena itu dengan sifat inklusif ini akan dapat mengisi pembangunan sesuai dengan program pemerintah untuk memajukan kesejahteraan secara merata bagi warga di Tanah Air," kata Mangku Pastika pada acara pembukaan Musyawarah Nasional III Perhimpuan Inti, di Kuta, Bali, Kamis.

Ia mengharapkan melalui kegiatan Mukernas Inti akan dapat mengevaluasi program kerja, termasuk juga menyusun program ke depannya yang tertuang dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART).

"Dalam penyusunan program hendaknya mampu menyelaraskan dengan program pemerintah, sehingga apa yang menjadi harapan dan cita-cita bangsa akan tercapai sesuai dengan landasan rencana pembangunan tersebut," ucap mantan Kapolda Bali itu.

Mangku Pastika mengatakan dengan keberadaan organisasi kemasyarakatan (Inti) akan memudahkan menjalin silaturahmi dan bersama-sama membangun bangsa dan negara, termasuk juga membangun kemajuan sektor pariwisata yang menjadi andalan masyarakat di Pulau Bali.

"Selama ini keberadaan organisasi Perhimpunan Inti sudah memberi sumbangsih cukup besar dalam memajukan pembangunan di semua sektor. Karena kebersamaan dengan organisasi kemasyarakatan lainnya telah menumbuhkan semangat persatuan membangun negeri ini," ucapnya.

Ia berpesan kepada pengurus Perhimpunan Inti agar senantiasa menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, karena sejak zaman dahulu bangsa Indonesia menjunjung tinggi kebhinekaan tersebut. Berdirinya bangsa Indonesia hingga menuju kemerdekaan karena semangat persatuan.

"Kalau dahulu perjuangan adalah memerangi penjajah dari bumi Indonesia, Tapi sekarang adalah memerangi kemiskinan agar masyarakatnya bisa sejahtera dan berkeadilan," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, peradaban yang telah dirintis (etnis Tionghoa) hingga terjalin dalam bingkai keberagaman bangsa, hendaknya generasi muda mampu menjadikan teladan dalam mengisi kemerdekaan ini dengan pembangunan dari berbagai sektor.

"Pendahulu kita dari etnis Tionghoa telah mampu bersatu dalam pembangunan, karena itu saya harapkan kepada generasi mudanya agar mampu mengisi kemerdekaan RI tersebut dengan pembangunan," ujarnya.

Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Inti Rachman Hakim mengatakan pertemuan ini adalah mementum sangat penting dalam keberlangsungan organisasi yang dituangkan dalam program kerja.

Selain itu, dalam pertemuan ini juga untuk mengevaluasi dan membuat program nantinya dijabarkan dalam kegiatan yang dilakukan pengurus Inti, baik di puat maupun di daerah.

"Melalui Mukernas kali ini, mari kita tegaskan kembali sikap dan keyakinan Inti sebagai organisasi yang berbasis kebangsaan dan ke Indonesiaan," ucapnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana Mukernas III Perhimpunan Tionghoa, Sudiarta Indrajaya mengatakan pihaknya berharap mukernas tersebut nantinya mampu menyusun program yang lebih baik, termasuk memasukan program strategis mengentaskan kemiskinan.

"Pertemuan pengurus Perhimpunan Inti dari se-Indonesia nantinya melahirkan program-program yang lebih baik dan terarah, sehingga kita bisa membantu program yang dicanangkan pemerintah. Memang selama ini kita sudah melakukan program yang searah dengan program pemerintah, tetapi akan lebih baik dirumuskan dalam Muskernas ini," ucapnya.

Kegiatan selama tiga hari hingga (25/9) diikuti pengurus pusat, pengurus daerah, pengurus kecamatan Perhimpunan Inti sebanyak 200 orang. Dan sebelumnya, pada Rabu malam (23/9) dilakukan "Wellcame Dinner" yang dihadiri Konsulat Jenderal RRT di Bali Hu Yinquan dan undangan lainnya.

Pada kesempatan tersebut juga diisi kegiatan diskusi dalam menyikapi politik dan perekonomian di Tanah Air dengan menghadirkan dua narasumber, yakni Yunanto Wijaya (pengamat politik dari Charta Politica) dan Agustinus Prasentyatoko (ekonom dari Universitas Atma Jaya, Jakarta).(I020)

Pewarta: Pewarta : I Komang Suparta

Editor : I Komang Suparta


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015