Denpasar (Antara Bali) - Mutu kopi Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) kini tidak diragukan lagi karena telah melalui proses uji rasa dengan nilai mutu yang sangat tinggi, untuk jenis kopi arabika maupun robusta.

"Kopi-kopi yang diproduksi itu juga telah tersertifikasi organik melalui Rainforest Alliance sehingga sangat memungkinkan kopi-kopi produksi Flores mampu menggapai konsumen dunia," kata Menejer Proyek Pengembangan Kopi di Flores Dr Gede Sedana di Denpasar, Sabtu.

Ia yang juga Dekan Fakultas Pertanian Universitas Dwijendera Denpasar sejak setahun yang lalu sebagai menejer proyek melalui Program AIP-PRISMA menjelaskan, komoditas andalan berupa kopi Flores kini dikenal secara meluas.

Tanaman kopi andalan tersebut terdapat di Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai Raya, Manggarai Timur dan Ngada.

Pengembangan kopi di Flores mulai dilakukan secara intensif oleh pemerintah setempat, organisasi dan lembaga swadaya masyarakat internasional seperti VECO-Indonesia yang salah satunya melalui program AIP-PRISMA (Australia Indonesia Partnership for Promoting Rural Income through Support for Markets in Agriculture) melalui intervensi Development of ICCRI Franchise dan Development of Decentralized Processing Facilities for Specialty Coffee.

Gede Sedana menambahkan, melalui program tersebut petani kopi yang telah bergabung dalam koperasi termasuk Unit Pengolahan Hasil (UPH) didorong untuk semakin meningkatkan produktivitas melalui aplikasi teknologi budidaya yang baik atau dikenal dengan "Good Agricultural Practices" (GAP).

Selain itu meningkatkan kualitas produk olahan atau dengan "Good Postharvest Practices" (GPP). Perbaikan teknologi budidaya dilakukan dengan mengirimkan kader-kader petani ke Jember yakni ke Pusat Penelitian Kopi dan Kakao untuk dilatih selama satu minggu.

Sedangkan peningkatan kualitas produk olahan, koperasi-koperasi dan UPH didorong untuk membangun kemitraan usaha dengan ekportir seperti PT Indokom (Sidoarjo).

Eksporter tersebut menurut Gede Sedana menyediakan "Standard Operational Procedures" (SOP) agar produk olahannya sesuai dengan permintaan konsumen di luar negeri.

Program AIP-PRISMA yang dilakukan oleh VECO Indonesia ini didukung kuat oleh pemerintah daerah. Selain itu, koperasi-koperasi sudah mampu mengakses keuangan melalui Bank NTT, dimana pada tahun 2015 telah disiapkan kredit sebesar Rp 3 miliar.

Oleh sebab itu, sangat diyakinkan ke depan dunia akan sangat mengenal kopi Flores. Saat ini, koperasi-koperasi di Flores juga telah didorong untuk memperoleh sertifikat "fairtrade" guna semakin meningkatkan nilai tambah dan pendapatan para petani.

"Mereka tahun lalu sudah melakukan aplikasi untuk sertifikasi fairtrade dan juga sangat didukung oleh eksporter yang telah memiliki konsumen di mancanegara," ujar Gede Sedana. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015