Denpasar, (Antara Bali) - Mr Prem Rawat, seorang aktivis kemanusiaan dan perdamaian dunia, Rabu (16/9) memberikan kuliah umum tentang "Peace Education" program di depan 200 mahasiswa dan dosen Stikom Bali dan perguruan tinggi lain, para pegiat kemanusiaan, serta ekspatriat di Bali. Humas Stikom Bali Rahman Sabon Nama melalui rilisnya menjelaskan, Prem Rawat yang tiba di Bali menggunakan pesawat jet pribadinya, dalam seminar ini menekan bahwa esensi dari perdamaian sebenarnya ada di dalam hati masing-masing orang. "Sekalipun kita bermusuhan, tetapi kalau kita mau berdamai, tidak perlu pakai perantara, kedua pihak yang konflik mau berdamai karena dorongan dari hatinya, bukan karena desakan orang lain," kata pria kelahiran India yang kini bermukim di Amerika. Disebutkan, perdamaian harus terus dikampanyekan kepada semua seorang, termasuk mereka yang terlibat dalam lembaga pendidikan agar secara bersama-sama menciptakan perdamaian dunia. “Tak seorangpun terlahir di dunia ini ingin hidup saling bermusuhan atau berperang. Semuanya menginginkan kedamian,” kata dia. Karena itu melalui yayasannya, The Prem Rawat Foundation, dia terus mengkampanyekan peace education program atau program pendidikan perdamaian kepada semua orang di dunia ini. Menurutnya, program pendidikan perdamaian adalah sebuah upaya berkelanjutan guna memberi pemahaman kepada siapapun tentang pentingnya perdamaian. Ketua Stikom Bali Dr. Dadang Hermawan menjelaskan, seminar program pendidikan perdamaian dengan menghadirkan narasumber Mr. Prem Rawat ini dalam rangka "menularkan virus" perdamaian dunia melalui lembaga pendidikan. “Ini kegiatan yang sangat bagus dalam upaya menciptakan dunia yang lebih damai dan kami berharap para mahasiswa Stikom Bali bisa menularkan virus perdamaian kepada semua orang,” kata Dadang Hermawan. Raka Santri, mantan wartawan Kompas sebagai salah seorang perserta, menilai seminar ini merupakan sebuah langkah maju dalam membangun peradaban dunia, khususnya Bali yang lebih damai. “Siapapun yang tinggal di Bali seharusnya lebih paham bahwa faktor perekat kita adalah kedamaian sehingga tidak perlu terpengaruh oleh orang lain yang ingin mengadudomba kita,” Raka Santri. (KUN)

Pewarta: Pewarta: I Made Bagus Andi Purnomo

Editor : I Made Andi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015