Negara (Antara Bali) - Anak yatim yang kebetulan menjadi salah satu penerima bantuan paket sembilan kebutuhan pokok dari Pemkab Jembrana, diberikan motivasi oleh Bupati I Putu Artha untuk terus sekolah, Minggu.
"Meskipun adik sudah tidak memiliki orang tua, jangan patah semangat. Lanjutkan sekolah, kami akan membantu," katanya, kepada Andreawan (17), yang yatim sejak kecil dan tinggal di Desa Perancak.
Ia berharap, yang saat ini duduk di bangku SMP, bisa melanjutkan sekolah minimal sampai lulus SMA, sehingga memiliki bekal untuk kehidupannya.
Menurutnya, warga seperti Andreawan ini sangat layak untuk menerima bantuan, baik berupa kebutuhan pokok maupun bantuan pendidikan.
"Tadi saat pertama melihat, saya kira ia mewakili keluarganya. Ternyata sudah tidak punya orang tua dari kecil. Saya minta, instansi terkait memperhatikan anak-anak seperti ini," ujarnya.
Ia menyarankan, Andreawan dititipkan di yayasan yang menjamin pendidikannya, serta bisa meminimalisir pergaulan negatif di kalangan remaja.
Menurutnya, anak-anak seperti ini rawan mendapatkan tekanan mental yang membuatnya depresi, namun kalau tinggal di yayasan, ia bisa berbagi dengan anak-anak sesamanya.
Kepala Desa atau Perbekel Perancak I Ketut Wijana mengatakan, setelah kedua orang tuanya meninggal dunia, Andreawan tinggal bersama pamannya di Dusun Lemodang.
Saat menerima bantuan sembilan kebutuhan pokok tersebut, Andreawan tampak tidak bisa mengontrol rasa harunya hingga menangis.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Meskipun adik sudah tidak memiliki orang tua, jangan patah semangat. Lanjutkan sekolah, kami akan membantu," katanya, kepada Andreawan (17), yang yatim sejak kecil dan tinggal di Desa Perancak.
Ia berharap, yang saat ini duduk di bangku SMP, bisa melanjutkan sekolah minimal sampai lulus SMA, sehingga memiliki bekal untuk kehidupannya.
Menurutnya, warga seperti Andreawan ini sangat layak untuk menerima bantuan, baik berupa kebutuhan pokok maupun bantuan pendidikan.
"Tadi saat pertama melihat, saya kira ia mewakili keluarganya. Ternyata sudah tidak punya orang tua dari kecil. Saya minta, instansi terkait memperhatikan anak-anak seperti ini," ujarnya.
Ia menyarankan, Andreawan dititipkan di yayasan yang menjamin pendidikannya, serta bisa meminimalisir pergaulan negatif di kalangan remaja.
Menurutnya, anak-anak seperti ini rawan mendapatkan tekanan mental yang membuatnya depresi, namun kalau tinggal di yayasan, ia bisa berbagi dengan anak-anak sesamanya.
Kepala Desa atau Perbekel Perancak I Ketut Wijana mengatakan, setelah kedua orang tuanya meninggal dunia, Andreawan tinggal bersama pamannya di Dusun Lemodang.
Saat menerima bantuan sembilan kebutuhan pokok tersebut, Andreawan tampak tidak bisa mengontrol rasa harunya hingga menangis.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015