Denpasar (Antara Bali) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali menyatakan perekonomian di provinsi ini masih lebih baik dari rata-rata nasional dengan tumbuh 6,02 persen meski mata uang rupiah melemah.

"Saya yakin situasi masih kondusif ketika pelemahan rupiah tentu saja akan banyak wisatawan asing," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Dewi Setyowati di Denpasar, Jumat.

Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Bali tersebut tumbuh di atas rata-rata ekonomi nasional yang mencapai 4,67 persen pada triwulan kedua tahun 2015.

Sebagian besar, pertumbuhan ekonomi di Pulau Dewata itu ditopang oleh usaha penyediaan akomodasi makan dan minum, perdagangan besar dan eceran, pertanian dan jasa keuangan.

Industri pariwisata juga menyumbang hampir 23 persen denyut ekonomi di Pulau Dewata meskipun di tengah melemahnya Rupiah dan melonjaknya nilai tukar dolar AS, membuat wisatawan domestik memerlukan penjadwalan ulang kegiatan wisatanya.

Untuk itu, ia mengharapkan agar pemerintah dan instansi terkait untuk melakukan penataan di sektor pariwisata untuk mendukung pertumbuhan pariwisata di Pulau Dewata seperti pelayanan dalam mendapatkan mata uang Rupiah kepada wisatawan mancanegara.

Selain itu, momentum tambahan 47 negara yang mendapatkan fasilitas bebas visa juga perlu dimanfaatkan agar mendongkrak sektor pariwisata di Indonesia dan Bali pada khususnya.

Meski demikian, pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan kedua ini masih turun atau mengalami pelambatan dibandingkan triwulan pertama tahun 2015 yang mencapai 6,20 persen.

"Perlambatan terjadi seiring dengan penurunan daya beli masyarakat yang menghambat kinerja konsumsi rumah tangga," katanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015