Singaraja, 4/9 (Antara) - Guru Besar Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Bali, Prof Dr Wayan Lasmawan MPd mengatakan kredit usaha rakyat (KUR) mengembangkan usaha kecil dan menengah (UKM) yang terdampak langsung penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

"Saya sangat mengapresiasi KUR sebagai salah satu langkah strategis Pemerintah menguatkan usaha mikro kecil menengah di tengah himpitan masalah ekonomi yang semakin kompleks," kata Wayan Lasmawan di Singaraja, Jumat.

Ia menjelaskan, KUR `menstimulus` para pelaku usaha membangkitkan kembali pelemahan prospek usaha terdampak langsung penurunan rupiah mencapai Rp14 ribu.

"Banyak sekali bidang usaha yang terdampak langsung kenaikan dolar, hampir terjadi di semua bidang usaha. Mulai dari penurunan daya beli masyarakat sampai dengan kenaikan harga bahan baku produksi usaha," kata dia.

Ia memberikan contoh sederhana para penjual tahu tempe yang harus menyiasati kenaikan harga bahan baku kedelai dengan mengecilkan ukuran produksi. "Itu lah yang saya maksud dengan dampak langsung," seraya menambahkan fenomena itu juga dialami pelaku usaha di bidang lainnya.

Lasmawan yang juga Pembantu Rektor II Undiksha ini menambahkan, dengan KUR, pelaku UKM dapat menguatkan permodalan sebagai langkah awal menjalankan roda produksi.

"Mereka tidak perlu lagi bingung mencari pinjaman kesana ke sini, cukup datang ke Bank Pemerintah, ikuti prosedurnya, maka akan diberikan pinjaman," kata dia.

Tetapi, Lasmawan menyarankan penyaluran KUR perlu ditingkatkan dalam hal regulasi dan pengawasan sehingga tidak terjadi permasalahan di kalangan pengguna KUR itu sendiri.

Bahkan, ia melanjutkan, semestinya perlu melibatkan sebuah tim independen sebagai pendamping, memberikan arahan terkait pemanfaat KUR. "Para pendamping nantinya membimbing pengguna KUR terkait penyusunan laporan administratif," kata dia.

Selain itu, dalam segi edukasi ekonomi, pendampingan sangat diperlukan. "Jika pengelolaannya KUR amburadul, penambahan modal tidak berbanding lurus dengan peningkatan kualitas produk dan omzet, bahkan bisa merugi, itu yang sering ditemukan di kalangan masyarakat bawah," kata dia.

Sebelumnya, Deputi Menteri Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Braman Setyo mengatakan persiapan pencairan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp30 triliun telah mencapai 95 persen.

Ia memastikan plafon KUR mikro diberikan maksimal sebesar Rp25 juta, dan untuk sektor retail diberikan pinjaman antara Rp25 juta-Rp500 juta, dengan suku bunga untuk usaha mikro tujuh persen per tahun dan sektor retail tiga persen per tahun. (KUN)

Pewarta: Pewarta: I Made Bagus Andi Purnomo

Editor : I Made Andi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015