Semarang (Antara Bali) - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) menyepakati perubahan nama perusahaan menjadi PT Bank Maybank Indonesia Tbk.
"Transformasi identitas perusahaan ini akan menggabungkan nilai-nilai positif yang dimiliki BII dan Grup Maybank guna memajukan bisnis dan pertumbuhan bank," ujar Presiden Direktur BII Taswin Zakaria melalui keterangan resmi yang diterima di Semarang, Selasa.
Menurut dia, perubahan nama bank tersebut dinilai akan mempertegas posisinya sebagai bagian dari jaringan kelompok usaha perbankan internasional, yang mana Malayan Banking Berhad (Maybank), kelompok usaha finansial di 20 negara dan merupakan terbesar keempat di ASEAN, menjadi pemegang saham terbesar.
Identitas baru tidak akan mengubah komitmen perusahaan finansial dengan 428 kantor cabang di seluruh Indonesia tersebut, untuk ikut berperan dalam mempercepat pembangunan ekonomi Indonesia, tuturnya.
"Kami berharap perubahan nama ini akan mempercepat pembangunan kultur korporasi yang sama dengan Grup Maybank, dengan tujuan mendorong operasional bank menjadi kontributor penting, dan pada saat yang sama juga menyediakan layanan finansial yang selaras dengan misi 'humanising financial services'," kata Taswin.
Ia menambahkan pihaknya akan meminta persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H Laoly serta regulator, guna menindaklanjuti hasil RUPSLB BII yang dilaksanakan pada Senin (24/8).
BII didirikan pada 15 Mei 1959 dan telah memiliki 1.564 Anjungan Tunai Mandiri (ATM), termasuk "Cash Deposit Machine" (CDM) di seluruh Indonesia serta terhubung dengan lebih dari 3.500 ATM Maybank di Malaysia dan Singapura.
Sejak menjadi perusahaan publik pada 1989, lembaga keuangan yang memiliki kantor luar negeri di Mauritius dan Mumbai ini telah aktif di sektor Perbankan Bisnis, Ritel dan Global. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Transformasi identitas perusahaan ini akan menggabungkan nilai-nilai positif yang dimiliki BII dan Grup Maybank guna memajukan bisnis dan pertumbuhan bank," ujar Presiden Direktur BII Taswin Zakaria melalui keterangan resmi yang diterima di Semarang, Selasa.
Menurut dia, perubahan nama bank tersebut dinilai akan mempertegas posisinya sebagai bagian dari jaringan kelompok usaha perbankan internasional, yang mana Malayan Banking Berhad (Maybank), kelompok usaha finansial di 20 negara dan merupakan terbesar keempat di ASEAN, menjadi pemegang saham terbesar.
Identitas baru tidak akan mengubah komitmen perusahaan finansial dengan 428 kantor cabang di seluruh Indonesia tersebut, untuk ikut berperan dalam mempercepat pembangunan ekonomi Indonesia, tuturnya.
"Kami berharap perubahan nama ini akan mempercepat pembangunan kultur korporasi yang sama dengan Grup Maybank, dengan tujuan mendorong operasional bank menjadi kontributor penting, dan pada saat yang sama juga menyediakan layanan finansial yang selaras dengan misi 'humanising financial services'," kata Taswin.
Ia menambahkan pihaknya akan meminta persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H Laoly serta regulator, guna menindaklanjuti hasil RUPSLB BII yang dilaksanakan pada Senin (24/8).
BII didirikan pada 15 Mei 1959 dan telah memiliki 1.564 Anjungan Tunai Mandiri (ATM), termasuk "Cash Deposit Machine" (CDM) di seluruh Indonesia serta terhubung dengan lebih dari 3.500 ATM Maybank di Malaysia dan Singapura.
Sejak menjadi perusahaan publik pada 1989, lembaga keuangan yang memiliki kantor luar negeri di Mauritius dan Mumbai ini telah aktif di sektor Perbankan Bisnis, Ritel dan Global. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015