Kuta, Bali (Antara Bali) - PT Garuda Indonesia (Persero) menargetkan penggunaan bahan bakar minyak ramah lingkungan pada tahun 2020 sebagai salah satu kontribusi maskapai penerbangan nasional itu menurunkan emisi gas buang.

"Teknologi pesawat umumnya masih menggunakan avtur. Kami berusaha bisa mencari alternatif menggunakan (bahan bakar) non-fosil atau `bio-fuel`," kata Direktur Operasi PT Garuda Indonesia, Novianto Herupratomo ditemui di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Rabu.

Perusahaan penerbangan plat merah itu menargetkan tahap awal penggunaan bahan bakar minyak bio-avtur tersebut mencapai tiga persen untuk semua armada yang dimiliki.

Menurut dia, sebagai langkah mewujudkan cita-cita tersebut, pihaknya berupaya melakukan sejumlah hal salah satunya melakukan peremajaan armada pesawat terbang dengan operasional yang lebih efisien.

"Secara berkala kami melakukan peremajaan dengan harapan teknologi mesin juga semakin baik. Dengan teknologi semakin baik maka bahan bakar juga lebih baik," imbuhnya.

Itu artinya, lanjut dia, dengan peremajaan armada pesawat menjadi lebih baru, maka rata-rata konsumsi bahan bakar juga lebih efisien yang ditargetkan berkurang sekitar 10 persen.

Selain dari sisi pesawat ucara, beberapa langkah operasional juga disiapkan di antaranya efisiensi penggunaan bahan bakar dan kerja sama dengan instansi terkait untuk menggunakan bio-avtur.

Hingga tahun 2020, Garuda Indonesia memiliki 60 armada pesawat udara berbagai tipe.

Per tahun, kata dia, konsumsi bahan bakar jenis avtur pada maskapai penerbangan nasional itu mencapai 1,7 miliar liter.

"Sehingga kalau satu persen saja, maka ada 170 ribu liter (gas buang), itu baru dari Garuda Indonesia saja," imbuhnya.(APP)

Pewarta: Pewarta : Dewa Wiguna

Editor : Adi Purnama Putra


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015