Singaraja (Antara Bali) - Kepolisian Resor Buleleng, Bali memastikan motif bunuh diri siswa SMAN 1 Singaraja atas nama I Made Adi Widiantara (17) yang terjun dari lantai tiga gedung sekolah setempat karena permasalahan asmara.
"Kesimpulan ini didapatkan setelah polisi memeriksa lima saksi termasuk kekasih korban berinisial IP (17) dan tulisan kisah asmara korban sesaat sebelum terjatuh," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Buleleng, AKP Ketut Adnyana Tunggal Jaya di Singaraja, Jumat.
Ia mengatakan, saat diperiksa polisi, IP mengakui jika sebelum peristiwa itu dirinya bersama korban sempat terlibat perselisihan hingga beberapa hari.
Ia menjelaskan, kematian korban itu juga terungkap dari isi surat yang ditinggalkan korban diletakan di meja belajar di ruang kelas korban.
"Surat itu menyebutkan korban akan segera mengakhiri hidupnya disebabkan perselisihan dipicu masalah mengganti foto tampilan (DP) pada telepon pintar (blackberry messenger) milik korban yang secara kebetulan foto/gambar itu sama dengan seorang wanita lain sehingga memicu rasa cemburu dari kekasihnya tersebut," kata dia.
Lebih lanjut, Adnyana menambahkan, dari kesaksian lima saksi orang saksi dan barang bukti dalam kasus tersebut, semua mengarah bahwa korban melompat dengan kehendak sendiri.
"Dari penyelidikan yang dilakukan memang tidak ada unsur kesengajaan orang lain atas kematian korban, murni motifnya untuk bunuh diri," imbuhnya.
Mengenai kelanjutan kasus itu, kata Adnyana, keluarga korban memilih merelakan peristiwa tersebut dan tidak ingin lagi memperpanjang proses hukum yang telah berjalan.
"Dari pihak korban tidak melakukan proses hukum lanjutan mengenai kematian korban, jadi mereka harus mencabut laporannya di kepolisian," ucapnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Kesimpulan ini didapatkan setelah polisi memeriksa lima saksi termasuk kekasih korban berinisial IP (17) dan tulisan kisah asmara korban sesaat sebelum terjatuh," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Buleleng, AKP Ketut Adnyana Tunggal Jaya di Singaraja, Jumat.
Ia mengatakan, saat diperiksa polisi, IP mengakui jika sebelum peristiwa itu dirinya bersama korban sempat terlibat perselisihan hingga beberapa hari.
Ia menjelaskan, kematian korban itu juga terungkap dari isi surat yang ditinggalkan korban diletakan di meja belajar di ruang kelas korban.
"Surat itu menyebutkan korban akan segera mengakhiri hidupnya disebabkan perselisihan dipicu masalah mengganti foto tampilan (DP) pada telepon pintar (blackberry messenger) milik korban yang secara kebetulan foto/gambar itu sama dengan seorang wanita lain sehingga memicu rasa cemburu dari kekasihnya tersebut," kata dia.
Lebih lanjut, Adnyana menambahkan, dari kesaksian lima saksi orang saksi dan barang bukti dalam kasus tersebut, semua mengarah bahwa korban melompat dengan kehendak sendiri.
"Dari penyelidikan yang dilakukan memang tidak ada unsur kesengajaan orang lain atas kematian korban, murni motifnya untuk bunuh diri," imbuhnya.
Mengenai kelanjutan kasus itu, kata Adnyana, keluarga korban memilih merelakan peristiwa tersebut dan tidak ingin lagi memperpanjang proses hukum yang telah berjalan.
"Dari pihak korban tidak melakukan proses hukum lanjutan mengenai kematian korban, jadi mereka harus mencabut laporannya di kepolisian," ucapnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015