Gianyar (Antara Bali) - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gianyar I Wayan Suamba mengatakan, pihaknya membina seluruh pemilik dan pengelola Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) agar mematuhi ketentuan yang berlaku.

"Pembinaan itu penting agar masyarakat konsumen tidak dirugikan," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gianyar I Wayan Suamba, Kamis.

Hal itu dilakukan sehubungan adanya laporan soal kecurangan yang dilakukan oknum karyawan di salah satu SPBU.

Menurutnya di Gianyar terdapat 26 unit SPBU yang pengelolanya datang sekaligus untuk mendapatkan pembinaan, karena pentingnya pelayanan yang jujur dan memuaskan terhadap konsumen.

Pembinaan tersebut juga melibatkan Kepala unit pelaksana teknis (UPT) Metrologi Provinsi Bali I Ketut Raka Armaja sebagai pembicara.

Pembinaan tersebut sekaligus memberikan pemahaman kepada pengusaha SPBU betapa pentingnya mewujudkan opini yang baik bagi suatu perusahaan, karena usaha adalah menjual kesan (citra). Jika kesan jelek maka akan ditinggal konsumen.

"Usai pertemuan ini kepada pemilik SPBU agar mengumpulkan dan memberikan arahan dan pembinaan kepada karyawan masing-masing karena masyarakat sekarang sudah cerdas dan kritis. Apalagi informasi pengaduan saat ini cepat sekali khususnya media sosial," ujar Suamba.

Sementara Ketua UPT Metrologi Provinsi Bali I Ketut Raka Armaja mengatakan, pihaknya kerap menerima keluhan masyarakat yang merasa kecewa karena beberapa SPBU diduga melakukan kecurangan dalam pengisian premium.

"Ada yang dengan tidak memulai dari nol, menghalangi pandangan konsumen pada meteran, ada pula memainkan heandle tuas selang yang masuk ke tangki dengan tujuan membuat meteran berputar lebih cepat," katanya.

Ia menganjurkan agar konsumen selalu melihat meteran sehingga bisa mencegah terjadi kecurangan. Jika masyarakat dirugikan bisa langsung melaporkan ke nomor telepon yang dicantumkan di setiap SPBU tersebut.

"Pihak Metrologi sendiri sudah rutin melakukan tera dua kali dalam setahun sehingga bagian pengukuran dan mesin SPBU sesuai dengan ukuran, takaran dan timbangan," terang Raka Armaja.

Dalam pertemuan tersebut, Dewa, salah satu pemilik SPBU mengungkapkan, pada prinsipnya pengusaha SPBU tidak mau melakukan kecurangan karena ini masalah citra dan tentu saja pengusaha SPBU tidak ingin usahanya dicap jelek atau curang.

"Kami selalu memberikan pembinaan kepada karyawan kami untuk memberikan pelayanan yang memuaskan dan memperingati agar tidak berlaku curang," tegasnya. (WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015