Denpasar (Antara Bali) - Produksi kedelai di Bali berdasarkan angka ramalan (Aram) tahun 2015 diperkirakan 7.571 ton biji kering, menurun 616 ton atau 7,52 persen dibandingkan produksi tahun sebelumnya tercatat 8.187 ton.

"Menurunnya produksi kedelai itu terjadi pada subround II (Mei-Agustus) 2015 sebesar 1.534 ton (25,75 persen)," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Panasunan Siregar di Denpasar, Senin.

Ia mengatakan, kenaikan produksi terjadi pada subround I (Januari-April) 2015 sebesar 22,94 persen dan subround III (September-Desember) meningkat 840 ton (44,44 persen).

Dengan demikian secara absolut penurunan produksi kedelai relatif tinggi diperkirakan terjadi di Kabupaten Jembrana, Bali barat sebesar 1.213 ton. Sedangkan secara persentase menurunnya produksi kedelai relatif tinggi diperkirakan terjadi di Kota Denpasar sebesar 89,76 persen.

Panasunan Siregar menambahkan, menurunnya produksi tersebut akibat berkurangnya luas panen sebanyak 103 hektare (1,92 persen) dan menurunnya produktivitas 0,87 kwintal/hektare (5,71 persen).

Menurunnya luas panen kedelai tersebut antara lain akibat baru tuntasnya perbaikan irigasi sehingga petani hanya sekedar dan secara swadaya melakukan tanam kedelai yakni benih disebar secara sporadis seperti yang terjadi di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung.

Selain itu terjadi pengurangan kegiatan sekolah lapang pengelolaan tanaman terpadu (SLPTT) kedelai seluas 1.000 hektare di Kabupaten Gianyar, sementara menurunnya produktivitas akibat berkurangnya pemeliharaan oleh petani.

Panasunan Siregar menambahkan, produksi kedelai Bali dalam tahun 2015 diperkirakan 7.571 ton itu, Kabupaten Jembrana, Bali barat memberikan andil tertinggi yakni sebesar 2.035 ton (26,88 persen).

Kabupaten Klungkung menempati posisi kedua yakni 1.905 yon (25,16 persen) menyusul Kabupaten Badung pada posisi ketiga sebesar 1.275 ton (16,84 persen). Sementara enam kabupaten dan kota lainnya di daerah ini memberikan andl kurang dari 16 persen.

Bali hingga kini memiliki lahan pertanian seluas 81,744 hektare tersebar di delapan kabupaten dan satu kota di Bali yang dimanfaatkan secara maksimal untuk mengembangkan tanaman padi dan palawija termasuk kedelai. (WDY)

Pewarta: Pewarta : I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015