Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengingatkan umat beragama di daerah itu untuk senantiasa menjaga keamanan dan kedamaian Pulau Dewata serta menghindari munculnya konflik.
"Bali yang aman dan damai, harus kita jaga," kata Pastika dalam sambutan tertulis dibacakan Wagub Bali Ketut Sudikerta pada acara doa bersama bertajuk `Bagi Kedamaian dan Ketentraman, Dari Bali Untuk Indonesia` di Masjid Agung Sudirman Denpasar, Minggu.
Bali sebagai daerah pariwisata internasional yang sangat strategis, harus disadari tidak hanya menjadi daerah transit tetapi juga sudah menjadi daerah tujuan kejahatan trans-nasional, yaitu kejahatan dengan berbagai macam model yang berpotensi mengganggu ketentraman dan kedamaian masyarakat Bali.
Pihaknya sangat prihatin terhadap kondisi gangguan keamanan yang terjadi di beberapa daerah di luar Bali, terutama konflik antarumat beragama, oleh karena itu diharapkan tidak boleh terjadi di Bali.
Di sisi lain, dia menyampaikan harapannya kepada semua unsur untuk terlibat dan mendukung Bali yang aman dan damai.
"Organisasi keagamaan dengan dilandasi nilai-nilai spiritual juga memiliki peran sangat penting dalam menyikapi situasi dan kondisi sosial yang berkembang, yang kami harapkan bisa mengantisipasi dan permasalahan dengan tepat," ucapnya.
Kepada para ulama, Pastika berharap senantiasa memberikan bimbingan rohani dan suri tauladan kepada seluruh jamaahnya, sehingga dapat mengamalkan nilai-nilai ajaran agama dengan benar.
"Sedangkan kepada para jamaah diimbau senantiasa bersikap terbuka, saling menerima dan memberi dalam hubungan sosial-keagamaan sehingga terbina pola kehidupan yang selaras dan harmonis," ujarnya pada acara yang diprakarsai oleh Jamaah Al Khidmah Denpasar itu.
Sementara itu, pendakwah acara doa bersama, Habib Ali Haddad Al Habsyi menjelaskan kepengurusan Jamaah Al Khidmah di Bali telah terbentuk sejak 2010, dan kegiatan doa bersama yang dilaksanakan seperti saat ini di Bali sudah berlangsung sebanyak 7 kali mulai dari 2009.
Menurut dia, banyak kesamaan paham dan prinsip antara masyarakat Bali dan Jamaah Al Khidmah, diantaranya sama-sama senang berkumpul ditempat sucinya dengan mengenakan pakaian putih-putih yang pada prinsipnya hanya untuk memuja, mengingat dan berzikir pada leluhurnya.
Ia juga menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada Pemprov Bali dan semua unsur pemerintah lainnya yang sudah mendukung dan menerima kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan jamaahnya. Harapannya, kerja sama yang sudah terjalin tetap terjaga secara berkesinambungan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Bali yang aman dan damai, harus kita jaga," kata Pastika dalam sambutan tertulis dibacakan Wagub Bali Ketut Sudikerta pada acara doa bersama bertajuk `Bagi Kedamaian dan Ketentraman, Dari Bali Untuk Indonesia` di Masjid Agung Sudirman Denpasar, Minggu.
Bali sebagai daerah pariwisata internasional yang sangat strategis, harus disadari tidak hanya menjadi daerah transit tetapi juga sudah menjadi daerah tujuan kejahatan trans-nasional, yaitu kejahatan dengan berbagai macam model yang berpotensi mengganggu ketentraman dan kedamaian masyarakat Bali.
Pihaknya sangat prihatin terhadap kondisi gangguan keamanan yang terjadi di beberapa daerah di luar Bali, terutama konflik antarumat beragama, oleh karena itu diharapkan tidak boleh terjadi di Bali.
Di sisi lain, dia menyampaikan harapannya kepada semua unsur untuk terlibat dan mendukung Bali yang aman dan damai.
"Organisasi keagamaan dengan dilandasi nilai-nilai spiritual juga memiliki peran sangat penting dalam menyikapi situasi dan kondisi sosial yang berkembang, yang kami harapkan bisa mengantisipasi dan permasalahan dengan tepat," ucapnya.
Kepada para ulama, Pastika berharap senantiasa memberikan bimbingan rohani dan suri tauladan kepada seluruh jamaahnya, sehingga dapat mengamalkan nilai-nilai ajaran agama dengan benar.
"Sedangkan kepada para jamaah diimbau senantiasa bersikap terbuka, saling menerima dan memberi dalam hubungan sosial-keagamaan sehingga terbina pola kehidupan yang selaras dan harmonis," ujarnya pada acara yang diprakarsai oleh Jamaah Al Khidmah Denpasar itu.
Sementara itu, pendakwah acara doa bersama, Habib Ali Haddad Al Habsyi menjelaskan kepengurusan Jamaah Al Khidmah di Bali telah terbentuk sejak 2010, dan kegiatan doa bersama yang dilaksanakan seperti saat ini di Bali sudah berlangsung sebanyak 7 kali mulai dari 2009.
Menurut dia, banyak kesamaan paham dan prinsip antara masyarakat Bali dan Jamaah Al Khidmah, diantaranya sama-sama senang berkumpul ditempat sucinya dengan mengenakan pakaian putih-putih yang pada prinsipnya hanya untuk memuja, mengingat dan berzikir pada leluhurnya.
Ia juga menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada Pemprov Bali dan semua unsur pemerintah lainnya yang sudah mendukung dan menerima kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan jamaahnya. Harapannya, kerja sama yang sudah terjalin tetap terjaga secara berkesinambungan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015