Denpasar (Antara Bali) - Lomba Tata Rias Pengantin Bali Modifikasi yang digelar serangkaian "Nusa Dua Fiesta" 2010, diikuti sebanyak 878 peserta mampu masuk dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Ketua Panitia Tata Rias Pengantin dari Koran Tokoh, Inten Indrawati ditemui di sela-sela acara itu di Nusa Dua, Bali, Minggu mengatakan, sambutan dari peserta sangat antusias. Terbukti dari 500 peserta yang ditargetkan panitia, ternyata melonjak menjadi 878 peserta.
"Sehingga dengan penambahan peserta sebanyak itu, maka lomba tersebut berhasil masuk dalam MURI dan mengalahkan rekor sebelumnya pada 2009 sekitar 300 peserta," jelas Inten.
Ia mengatakan, lomba ini merupakan salah satu puncak kegiatan dari serangkaian proses pendidikan nonformal dan informal yang berlangsung di daerah Nusa Dua. Khususnya pendidikan dan pelatihan dalam rangka memberikan wawasan dan keterampilan tata rias pengantin kepada kaum perempuan Bali.
Dikatakan, meskipun zaman terus berkembang, namun harus tetap mengacu pada aspek budaya Bali, yang mana dalam tata rias modifikasi ini terbuka pula kemungkinan adanya modifikasi lain.
"Modifikasi dalam tata rias pengantin Bali tetap konsisten pada nilai-nilai seni dan budaya Bali yang harus tetap dilestarikan dan dikembangkan," katanya.
Inten mengatakan, lomba kali ini sungguh diluar perkiraan, jika panitia menargetkan peserta sebanyak 500 orang, namun dalam lomba kali ini diikuti 878 orang peserta.
Sebagian peserta merupakan para perias yang telah mendapatkan pelatihan tata rias pengantin yang diselengarakan lembaga-lembaga pendidikan nonformal yang tumbuh di masyarakat.
Kontribusi lembaga-lembaga tersebut sangat bermakna dalam upaya mencetak kader-kader bangsa yang terampil, berwawasan dan profesional.
"Bukan hanya tata rias namun juga di bidang-bidang lainnya. Kader-kader bangsa akan lebih mumpuni, bukan hanya berkat pendidikan formalnya, tetapi juga pendidikan nonformal dan informal yang diikutinya," katanya.
Kreteria lomba yang dinilai tim penilai, antara lain peserta memiliki kompetensi tinggi serta wawasan luas. Tim penilai akan menentukan 50 peserta terbaik, dan dari 50 peserta terbaik tersebut akan ditetapkan juara I,II,III dan juara harapan I,II, dan III.
Pelaksanaan lomba ini bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK Kabupaten Badung, Salon Agung dan BTDC Nusa Dua selaku penyelenggara NDF 2010.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010
Ketua Panitia Tata Rias Pengantin dari Koran Tokoh, Inten Indrawati ditemui di sela-sela acara itu di Nusa Dua, Bali, Minggu mengatakan, sambutan dari peserta sangat antusias. Terbukti dari 500 peserta yang ditargetkan panitia, ternyata melonjak menjadi 878 peserta.
"Sehingga dengan penambahan peserta sebanyak itu, maka lomba tersebut berhasil masuk dalam MURI dan mengalahkan rekor sebelumnya pada 2009 sekitar 300 peserta," jelas Inten.
Ia mengatakan, lomba ini merupakan salah satu puncak kegiatan dari serangkaian proses pendidikan nonformal dan informal yang berlangsung di daerah Nusa Dua. Khususnya pendidikan dan pelatihan dalam rangka memberikan wawasan dan keterampilan tata rias pengantin kepada kaum perempuan Bali.
Dikatakan, meskipun zaman terus berkembang, namun harus tetap mengacu pada aspek budaya Bali, yang mana dalam tata rias modifikasi ini terbuka pula kemungkinan adanya modifikasi lain.
"Modifikasi dalam tata rias pengantin Bali tetap konsisten pada nilai-nilai seni dan budaya Bali yang harus tetap dilestarikan dan dikembangkan," katanya.
Inten mengatakan, lomba kali ini sungguh diluar perkiraan, jika panitia menargetkan peserta sebanyak 500 orang, namun dalam lomba kali ini diikuti 878 orang peserta.
Sebagian peserta merupakan para perias yang telah mendapatkan pelatihan tata rias pengantin yang diselengarakan lembaga-lembaga pendidikan nonformal yang tumbuh di masyarakat.
Kontribusi lembaga-lembaga tersebut sangat bermakna dalam upaya mencetak kader-kader bangsa yang terampil, berwawasan dan profesional.
"Bukan hanya tata rias namun juga di bidang-bidang lainnya. Kader-kader bangsa akan lebih mumpuni, bukan hanya berkat pendidikan formalnya, tetapi juga pendidikan nonformal dan informal yang diikutinya," katanya.
Kreteria lomba yang dinilai tim penilai, antara lain peserta memiliki kompetensi tinggi serta wawasan luas. Tim penilai akan menentukan 50 peserta terbaik, dan dari 50 peserta terbaik tersebut akan ditetapkan juara I,II,III dan juara harapan I,II, dan III.
Pelaksanaan lomba ini bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK Kabupaten Badung, Salon Agung dan BTDC Nusa Dua selaku penyelenggara NDF 2010.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010