Kuta, (Antara Bali) - Yayasan Wisnu, sebuah lembaga nirlaba yang bergerak dalam pengelolaan sumberdaya komunitas bekerja sama dengan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (Aman) akan menggelar Nusantara Festival berlokasi di Batur, Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, 8-17 Agustus 2015.
"Festival ini merupakan upaya untuk mengembangkan daya apresiasi masyarakat atas kekayaan narasi lokal yang berdimensi universal," kata Presiden Festival Nusantara 2015, Ngurah Paramartha di Kuta, Rabu.
Ia menjelaskan, festival akbar itu dipakai sebagai wadah pertemuan antarkelompok, antarkomunitas, yang membuka dialog karya-karya budaya dengan publik.
Dikatakan melalui dialog diharapkan terbangun pemahaman yang mendalam di antara individu maupun komunitas budaya tersebut guna memaknai kembali warisan kearifan visi tradisi Nusantara sekaligus mengembangkan kesadaran historis.
Selain itu, pihaknya merancang festival secara berkelanjutan setiap tahun dengan fase pertama mencakup kurun waktu tujuh tahun dan tahun ini merupakan periode tahun pertama.
Ia menjelaskan, pagelaran akbar terbesar di Kabupaten Bangli disebut juga dipakai sebagai sebuah wahana forum pertemuan para penulis, pekerja kreatif serta aktivis budaya dan sejarah.
"Forum ini dilakukan dalam kerangka dialog lintas batas dan pemahaman interkultural dengan memanfaatkan segala khazanah yang ada sesuai dengan kebutuhan aktualnya," kata dia.
Paramartha menambahkan, dari basis budaya, pagelaran tersebut diharapkan dapat memberi dampak positif yang holistik secara ekologis, sosial, ekonomi, bahkan juga pemekaran kesadaran spiritual.
Lebih lanjut, ia mengatakan, peserta dari pagelaran itu berasal dari berbagai unsur pemerintah, tokoh masyarakat, perwakilan desa adat dan kepala desa, LSM, perupa, budayawan, akademisi, pelajar SD dan SMP dari daerah sekitar kegiatan, termasuk guru dan kepala sekolahnya.
"Ditambah peliputan luas oleh media cetak dan elektronik, televisi, radio, koran, dan majalah, bersamaan dengan momentum kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang ke-70, tanggal 17 Agustus mendatang," katanya.
Paramartha menambahkan, pagelaran festival bertema Nusantara pertama di Pulau Dewata itu juga melibatkan beberapa instansi seperti Pemerintah Provinsi Bali, Bali Life Center, Komunitas Gigir Manuk, Masyarakat Adat Wingkang Ranu, Batur, organisasi kemasyarakatan, komunitas seni dan masyarakat Adat. (KUN)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Festival ini merupakan upaya untuk mengembangkan daya apresiasi masyarakat atas kekayaan narasi lokal yang berdimensi universal," kata Presiden Festival Nusantara 2015, Ngurah Paramartha di Kuta, Rabu.
Ia menjelaskan, festival akbar itu dipakai sebagai wadah pertemuan antarkelompok, antarkomunitas, yang membuka dialog karya-karya budaya dengan publik.
Dikatakan melalui dialog diharapkan terbangun pemahaman yang mendalam di antara individu maupun komunitas budaya tersebut guna memaknai kembali warisan kearifan visi tradisi Nusantara sekaligus mengembangkan kesadaran historis.
Selain itu, pihaknya merancang festival secara berkelanjutan setiap tahun dengan fase pertama mencakup kurun waktu tujuh tahun dan tahun ini merupakan periode tahun pertama.
Ia menjelaskan, pagelaran akbar terbesar di Kabupaten Bangli disebut juga dipakai sebagai sebuah wahana forum pertemuan para penulis, pekerja kreatif serta aktivis budaya dan sejarah.
"Forum ini dilakukan dalam kerangka dialog lintas batas dan pemahaman interkultural dengan memanfaatkan segala khazanah yang ada sesuai dengan kebutuhan aktualnya," kata dia.
Paramartha menambahkan, dari basis budaya, pagelaran tersebut diharapkan dapat memberi dampak positif yang holistik secara ekologis, sosial, ekonomi, bahkan juga pemekaran kesadaran spiritual.
Lebih lanjut, ia mengatakan, peserta dari pagelaran itu berasal dari berbagai unsur pemerintah, tokoh masyarakat, perwakilan desa adat dan kepala desa, LSM, perupa, budayawan, akademisi, pelajar SD dan SMP dari daerah sekitar kegiatan, termasuk guru dan kepala sekolahnya.
"Ditambah peliputan luas oleh media cetak dan elektronik, televisi, radio, koran, dan majalah, bersamaan dengan momentum kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang ke-70, tanggal 17 Agustus mendatang," katanya.
Paramartha menambahkan, pagelaran festival bertema Nusantara pertama di Pulau Dewata itu juga melibatkan beberapa instansi seperti Pemerintah Provinsi Bali, Bali Life Center, Komunitas Gigir Manuk, Masyarakat Adat Wingkang Ranu, Batur, organisasi kemasyarakatan, komunitas seni dan masyarakat Adat. (KUN)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015