Amlapura (Antara Bali) - Jajaran Pemerintah Provinsi Bali dan Pemkab Karangasem melakukan aksi bersih-bersih sampah plastik yang dipusatkan di Pura Besakih, Karangasem, sebagai salah satu upaya menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya limbah anorganik itu.
"Sampah plastik menjadi ancaman sangat serius bagi lingkungan dan memerlukan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk terdegradasi," kata Asisten Ekonomi, Pembangunan dan Kesra Pemprov Bali Ketut Wija saat menyampaikan sambutan itu, di Besakih, Amlapura, Jumat.
Wija menguraikan dampak negatif yang disebabkan oleh sampah plastik seperti melepaskan berbagi jenis logam berat dan bahan kimia lain, bahan kimia tersebut larut dalam air dan terikat di tanah, kemudian masuk ketubuh manusia melalui makanan dan minuman.
"Apabila dibakar juga dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan karena menghasilkan dioksin yang merupakan salah satu bahan paling berbahaya di dunia karena dapat menimbulkan penyakit kanker," ujarnya.
Di samping itu, limbah plastik tidak hanya berbahaya untuk tanah, tetapi juga berbahaya terhadap air dan estetika lingkungan.
Wija menambahkan, gerakan bersih sampah plastik yang dilaksanakan kali ini selain merupakan wujud nyata dalam menumbuhkan kesadaran dan perubahan perilaku masyarakat, jauh lebih penting dilakukan bersama adalah melaksanakan segala komitmen yang telah tertuang dalam Road Map Bali Green Province, melaui tindakan-tindakan yang nyata. Pemprov Bali sendiri telah mencanangkan bahwa Bali menjadi bebas sampah plastik pada 2018
Sementara itu Sekretaris Daerah Kabupaten Karangasem Gede Adnya Mulyadi mengatakan, di dalam pengolahan sampah plastik daerahnya mengharapkan adanya bantuan tambahan tenaga kebersihan, yang awalnya berjumlah sebanyak 62 orang, diantaranya 37 orang tenaga kebersihan berasal dari Kabupaten Karangasem dan 25 orang berasal dari Pemprov Bali.
Oleh karena terkendala anggaran yang dimiliki Kabupaten Karangasem, pihaknya meminta bantuan tambahan tenaga kebersihan dari Pemprov Bali sebanyak 25 orang.
Disamping itu, Adnya mengaku membutuhkan enam truk kontainer dan 30 unit tong sampah sehingga bisa menangani permasalahan sampah yang menumpuk di kawasan suci Besakih.
Sementara itu, Ketua Panitia Gede Suarjana yang juga Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali memaparkan kegiatan yang dilaksanakan tidak hanya berupa gerakan bersih-bersih tetapi juga meliputi penanaman pohon secara simbolis 10 buah pohon yang merupakan jenis tanaman "upakara" atau digunakan untuk persembahyangan diantaranya pala, cempaka, cendana dan nagasari.
Ada juga pelepasan enam pasang burung merpati sebagai upaya konservasi sumber daya alam bidang fauna, penyerahan satu buah motor bantuan dari Bank Pembangunan Daerah Bali , penyerahan 20 tong sampah bantuan dari BNI dan ITDC masing-masing 10 buah.
Gerakan ini juga melibatkan unsur TNI-Polri, kalangan pendidikan, pelaku usaha dan masyarakat umum, yang totalnya mencapai 1.500 orang. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Sampah plastik menjadi ancaman sangat serius bagi lingkungan dan memerlukan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk terdegradasi," kata Asisten Ekonomi, Pembangunan dan Kesra Pemprov Bali Ketut Wija saat menyampaikan sambutan itu, di Besakih, Amlapura, Jumat.
Wija menguraikan dampak negatif yang disebabkan oleh sampah plastik seperti melepaskan berbagi jenis logam berat dan bahan kimia lain, bahan kimia tersebut larut dalam air dan terikat di tanah, kemudian masuk ketubuh manusia melalui makanan dan minuman.
"Apabila dibakar juga dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan karena menghasilkan dioksin yang merupakan salah satu bahan paling berbahaya di dunia karena dapat menimbulkan penyakit kanker," ujarnya.
Di samping itu, limbah plastik tidak hanya berbahaya untuk tanah, tetapi juga berbahaya terhadap air dan estetika lingkungan.
Wija menambahkan, gerakan bersih sampah plastik yang dilaksanakan kali ini selain merupakan wujud nyata dalam menumbuhkan kesadaran dan perubahan perilaku masyarakat, jauh lebih penting dilakukan bersama adalah melaksanakan segala komitmen yang telah tertuang dalam Road Map Bali Green Province, melaui tindakan-tindakan yang nyata. Pemprov Bali sendiri telah mencanangkan bahwa Bali menjadi bebas sampah plastik pada 2018
Sementara itu Sekretaris Daerah Kabupaten Karangasem Gede Adnya Mulyadi mengatakan, di dalam pengolahan sampah plastik daerahnya mengharapkan adanya bantuan tambahan tenaga kebersihan, yang awalnya berjumlah sebanyak 62 orang, diantaranya 37 orang tenaga kebersihan berasal dari Kabupaten Karangasem dan 25 orang berasal dari Pemprov Bali.
Oleh karena terkendala anggaran yang dimiliki Kabupaten Karangasem, pihaknya meminta bantuan tambahan tenaga kebersihan dari Pemprov Bali sebanyak 25 orang.
Disamping itu, Adnya mengaku membutuhkan enam truk kontainer dan 30 unit tong sampah sehingga bisa menangani permasalahan sampah yang menumpuk di kawasan suci Besakih.
Sementara itu, Ketua Panitia Gede Suarjana yang juga Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali memaparkan kegiatan yang dilaksanakan tidak hanya berupa gerakan bersih-bersih tetapi juga meliputi penanaman pohon secara simbolis 10 buah pohon yang merupakan jenis tanaman "upakara" atau digunakan untuk persembahyangan diantaranya pala, cempaka, cendana dan nagasari.
Ada juga pelepasan enam pasang burung merpati sebagai upaya konservasi sumber daya alam bidang fauna, penyerahan satu buah motor bantuan dari Bank Pembangunan Daerah Bali , penyerahan 20 tong sampah bantuan dari BNI dan ITDC masing-masing 10 buah.
Gerakan ini juga melibatkan unsur TNI-Polri, kalangan pendidikan, pelaku usaha dan masyarakat umum, yang totalnya mencapai 1.500 orang. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015