Jakarta (Antara Bali) - Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PGLII) Ronny Mandang mengatakan, berdasarkan keterangan dari Gereja Injili di Indonesia (GIDI) di Tolikara, Papua, kerusuhan pada Jumat (17/7) pagi diduga dipicu adanya tembakan dari oknum tak dikenal.

"Menurut laporan dari lapangan, ada tembakan sebelum kerusuhan itu yang langsung merobohkan 12 orang. Setelah itu barulah timbul pembakaran-pembakaran," ujar Ronny saat konferensi pers terkait peristiwa tersebut di Kantor Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Jakarta, Sabtu.

Ronny melanjutkan dari 12 orang yang roboh, satu orang kemudian dinyatakan tewas.

Sementara menurut GIDI Tolikara, kata Ronny, awalnya jemaat gereja yang tercatat di Kementerian Agama sejak tahun 1989 itu hanya ingin berdialog terkait penggunaan pengeras suara yang dianggap mengganggu saat Sholat Ied di halaman Komando Rayon Militer (Koramil) 1702/JWY.

Ternyata, saat sedang berdialog terdengar suara tembakan yang menyerang massa GIDI. "Jadi penembakan terjadi sebelum pengrusakan dan pembakaran, bukan sesudah," kata Ronny.

Namun, Ronny menegaskan bahwa pihaknya menyerahkan semua penyelesaian masalah itu ke pihak berwajib. Dia juga meminta kepada semua pihak agar tidak terprovokasi oleh banyaknya pemberitaan di media.

"Kami dari PGLII Pusat menginstruksikan kepada seluruh PGLII wilayah agar tetap tenang dan jangan mempercayai segala upaya provokatif yang coba membenturkan isu ini dengan kepentingan yang lebih luas," kata Ronny.

PGLII sendiri adalah lembaga yang menaungi Gereja Injili di Indonesia (GIDI) yang diduga melakukan penyerangan terhadap masyarakat muslim yang sedang melakukan Sholat Ied di halaman Komando Rayon Militer (Koramil) 1702/JWY.
PGLII memandang peristiwa yang terjadi di Karubaga merupakan kejadian lokal dan tidak mencerminkan kerukunan antarumat beragama secara nasional.

Karena itu, Ronny meminta kepada pihak berwajib untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan menegakkan hukum yang seadil-adilnya.

"Pemerintah juga perlu mendalami sumber kejadian ini," ujar Ronny.

Sementara Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) juga menyatakan mengecam peristiwa pengrusakan, pembakaran mushollah, rumah warga serta kios-kios di Tolikara. Mereka juga meminta semua pihak tidak terprovokasi.

"Kami meminta agar pemerintah mengusut tuntas siapa pun pelaku peristiwa ini dan segera melakukan tindakan sesuai ketentuan hukum. Selain itu PGI mengimbau semua pihak untuk menahan diri dan tidak terpancing oleh provokasi-provokasi yang dapat memperkeruh situasi," ujar Ketua Umum PGI Henriette T. Hutabarat-Lebang.

Sebelumnya, pada Jumat (17/7) pukul 07.00 WIT, sekelompok massa yang diduga berasal dari GIDI ditengarai menyerang sekelompok umat muslim yang sedang Salat Ied di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua.

Ada pun konferensi pers terkait peristiwa di Tolikara, selain Ketua Umum PGLII, juga dihadiri antara lain oleh Ketua Umum PGI Henriette Hutabarat-Lebang, Dirjen Bimas Kristen Kementerian Agama Odita Hutabarat serta Sekretaris Umum PGLII Freddy Soenyoto. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Michael Siahaan

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015