Jakarta (Antara Bali) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan terdapat enam daerah di Indonesia yang akan segera mengembangkan bioenergi atau energi yang berasal dari biomassa.
"Kerja sama mengembangkan potensi bioenergi dengan Kalimantan Tengah merupakan langkah pertama. Insya Allah kesepakatan berikutnya disusul dengan sejumlah daerah lain yang sudah siap menempuh proses yang sama," kata Sudirman Said di Jakarta, Senin (13/7).
Ia menuturkan daerah-daerah yang juga direncanakan menjadi lokasi peningkatan potensi energi baru ini adalah Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Papua serta Papua Barat.
"Sebentar lagi kita akan mengidentifikasi lapangannya, kemudian pengelolaan awalnya juga akan ditata," ujarnya.
Menurut dia, beberapa program penunjang pengembangan bioenergi akan dilaksanakan di masing-masing wilayah setelah penandatanganan perjanjian dilakukan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.
Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan pengadaan studi kelayakan pada lokasi-lokasi proyek bioenergi, membangun wilayah hijau pada lahan pemerintah provinsi, serta memfasilitasi masuknya investasi dalam rangka pelaksanaan program tersebut.
"Perjanjian ini akan mengatur pelibatan swasta dan badan usaha supaya tidak berhenti sebagai memorandum of understanding (MOU) saja, tidak mungkin pemerintah bekerja sendrian, karena itu harus bermitra dengan pemda, pengusaha, dan lembaga internasional," ujarnya.
Selain itu, langkah lain yang akan ditempuh, yakni melakukan penanaman dan pemeliharaan tanaman pada lahan terdegradasi, lahan kritis, dan lahan bekas tambang.
Sudirman mengatakan terdapat puluhan juta lahan kritis yang pernah diidentifikasi Redd+, badan penurun emisi gas rumah kaca, dimana jumlahnya berkisar antara 49 juta sampai tujuh puluh juta hektare.
"Saya kira program ini memang butuh waktu panjang, tapi kalau tidak dimulai sekarang, kita tidak akan pernah sampai, keberhasilan pengembangan energi terbarukan hanya masalah waktu dan juga tahapan saja," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Kerja sama mengembangkan potensi bioenergi dengan Kalimantan Tengah merupakan langkah pertama. Insya Allah kesepakatan berikutnya disusul dengan sejumlah daerah lain yang sudah siap menempuh proses yang sama," kata Sudirman Said di Jakarta, Senin (13/7).
Ia menuturkan daerah-daerah yang juga direncanakan menjadi lokasi peningkatan potensi energi baru ini adalah Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Papua serta Papua Barat.
"Sebentar lagi kita akan mengidentifikasi lapangannya, kemudian pengelolaan awalnya juga akan ditata," ujarnya.
Menurut dia, beberapa program penunjang pengembangan bioenergi akan dilaksanakan di masing-masing wilayah setelah penandatanganan perjanjian dilakukan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.
Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan pengadaan studi kelayakan pada lokasi-lokasi proyek bioenergi, membangun wilayah hijau pada lahan pemerintah provinsi, serta memfasilitasi masuknya investasi dalam rangka pelaksanaan program tersebut.
"Perjanjian ini akan mengatur pelibatan swasta dan badan usaha supaya tidak berhenti sebagai memorandum of understanding (MOU) saja, tidak mungkin pemerintah bekerja sendrian, karena itu harus bermitra dengan pemda, pengusaha, dan lembaga internasional," ujarnya.
Selain itu, langkah lain yang akan ditempuh, yakni melakukan penanaman dan pemeliharaan tanaman pada lahan terdegradasi, lahan kritis, dan lahan bekas tambang.
Sudirman mengatakan terdapat puluhan juta lahan kritis yang pernah diidentifikasi Redd+, badan penurun emisi gas rumah kaca, dimana jumlahnya berkisar antara 49 juta sampai tujuh puluh juta hektare.
"Saya kira program ini memang butuh waktu panjang, tapi kalau tidak dimulai sekarang, kita tidak akan pernah sampai, keberhasilan pengembangan energi terbarukan hanya masalah waktu dan juga tahapan saja," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015