Kuta, Bali (Antara Bali) - Pejabat senior PT Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, menyatakan berdasarkan informasi dari instansi terkait, abu vulkanik letusan Gunung Raung di Jawa Timur telah mengarah ke Pulau Dewata.
"Dampak letusan Gunung Raung terdapat debu yang mengarah ke Bandara I Gusti Ngurah Rai," kata General Manajer PT Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai, Trikora Harjo, dalam keterangan persnya di Kuta, Kabupaten Badung, Jumat.
Menurut dia, informasi tersebut didapatkan dari Volcanic Ash Advisory Center (VAAC) di Darwin, Australia dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar. Abu vulkanik itu berada pada ketinggian 17 ribu hingga 20 ribu kaki sehingga membahayakan bagi penerbangan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, pihak regulator dan operator penerbangan membatalkan seluruh jadwal penerbangan di salah satu bandara tersibuk di Tanah Air itu. Pihak Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai sebelumnya menutup sementara operasional bandara sejak Kamis (9/7) pukul 23.30 Wita.
Penutupan kemudian diperpanjang hingga pukul 06.30 Wita. Namun karena kondisi cuaca semakin memburuk, pihak pengelola bandara dan instansi terkait memutuskan untuk menutup jadwal penerbangan diperkirakan hingga pukul 21.30 WITa.
"Kami telah berkomunikasi dengan pihak terkait di antaranya Air Navigation, BMKG, pihak maskapai dan `ground handling`. Sejak dua hari lalu memang sudah ada informasi tersebut tetapi kami masih beroperasi dan tadi malam (Kamis) diputuskan ditutup," katanya.
Pihaknya juga telah melakukan pengecekan kepada seluruh maskapai untuk memastikan dampak abu vulkanik pada pesawat udara. Sementara itu pantauan di bandara setempat, ribuan penumpang masih menumpuk, baik di Terminal Domestik maupun Terminal Internasional.
Mereka menunggu untuk dibawa kembali ke sejumlah hotel yang telah disiapkan oleh pihak maskapai penerbangan masing-masing. Pihak maskapai juga memberikan konsumsi kepada calon penumpang yang gagal berangkat. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Dampak letusan Gunung Raung terdapat debu yang mengarah ke Bandara I Gusti Ngurah Rai," kata General Manajer PT Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai, Trikora Harjo, dalam keterangan persnya di Kuta, Kabupaten Badung, Jumat.
Menurut dia, informasi tersebut didapatkan dari Volcanic Ash Advisory Center (VAAC) di Darwin, Australia dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar. Abu vulkanik itu berada pada ketinggian 17 ribu hingga 20 ribu kaki sehingga membahayakan bagi penerbangan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, pihak regulator dan operator penerbangan membatalkan seluruh jadwal penerbangan di salah satu bandara tersibuk di Tanah Air itu. Pihak Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai sebelumnya menutup sementara operasional bandara sejak Kamis (9/7) pukul 23.30 Wita.
Penutupan kemudian diperpanjang hingga pukul 06.30 Wita. Namun karena kondisi cuaca semakin memburuk, pihak pengelola bandara dan instansi terkait memutuskan untuk menutup jadwal penerbangan diperkirakan hingga pukul 21.30 WITa.
"Kami telah berkomunikasi dengan pihak terkait di antaranya Air Navigation, BMKG, pihak maskapai dan `ground handling`. Sejak dua hari lalu memang sudah ada informasi tersebut tetapi kami masih beroperasi dan tadi malam (Kamis) diputuskan ditutup," katanya.
Pihaknya juga telah melakukan pengecekan kepada seluruh maskapai untuk memastikan dampak abu vulkanik pada pesawat udara. Sementara itu pantauan di bandara setempat, ribuan penumpang masih menumpuk, baik di Terminal Domestik maupun Terminal Internasional.
Mereka menunggu untuk dibawa kembali ke sejumlah hotel yang telah disiapkan oleh pihak maskapai penerbangan masing-masing. Pihak maskapai juga memberikan konsumsi kepada calon penumpang yang gagal berangkat. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015