Denpasar (Antara Bali) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali hingga saat ini sudah menemukan kasus anjing positif rabies pada 155 desa di Pulau Dewata.

"155 desa di Bali sudah ada kasus rabiesnya. Untuk tahun ini perkembangan rabies memang semakin marak, tetapi kami sudah lakukan langkah-langkah penanganan," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali Putu Sumantra, di Denpasar, Senin.

Menurut dia, makin merebaknya kasus rabies di Bali karena masih banyak masyarakat yang membuang anjing sembarangan maupun meliarkan anjingnya.

"Anjing yang seperti itu tidak dapat divaksin sehingga menjadikan vaksinasi massal menjadi tidak optimal. Oleh karena itu, kami juga mengambil gerakan untuk melakukan eliminasi terhadap anjing-anjing liar," ucapnya.

Sumantra menambahkan, umumnya anjing liar banyak ditemukan pada daerah-daerah yang topografinya sulit dan pada kawasan wisata pun tidak berarti bebas rabies. "Seperti misalnya Kecamatan Ubud dan Kuta ada kasus positif rabies juga," ujarnya.

Oleh karena itu, pihaknya mengharapkan jangan membuang anjing sembarangan dan juga jangan memungut anjing sembarangan.

Terkait dengan tindakan eliminasi, sepanjang 2015 ini pihaknya mengakui sudah mengeliminasi lebih dari 5.000 anjing di berbagai kabupaten dan kota di Bali.

"Populasi anjing kami prediksi lebih dari 500 ribu. Itu terlalu padat populasinya, mungkin di Bali itu 200 ribu saja sudah cukup," ucapnya.

Di sisi lain, terkait dengan kegiatan vaksinasi massal yang dilakukan setiap tahun telah menyebar ke semua desa di Bali. Tetapi yang menjadi prioritas terlebih dahulu adalah daerah-daerah yang positif rabies.

"Untuk desa yang positif rabies, mayoritas ada di Kabupaten Karangasem, Buleleng dan Bangli," kata Sumantra. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015