Singaraja (Antara Bali) - Harga cabai di Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali utara mengalami kenaikan hingga 100 persen dalam kurun waktu dua hari terakhir, akibat melonjaknya kebutuhan kosumen menjelang lebaran dan hari raya Galungan.
"Harga cabai meningkat signifikan juga karena terbatasnya panen petani cabai di daerah itu," kata Kadek Sulastri, seorang pedagang kebutuhan bahan pokok di Pasar Anyar, Singaraja, Jumat.
Ia mengatakan, lonjakan harga mulai dirasakan sejak dua hari lalu, harga cabai yang semula sekitar Rp13.000 perkilogram meningkat menjadi Rp15.000 perkilogram, keesokan harinya menembus angka Rp20.000 dan saat ini sudah mencapai Rp25.000 perkilogram
"Persediaan petani terbatas sekali, oleh karena itu, kami hanya diberikan membeli sedikit dari pengepul, berkurang sekitar 50 persen dari total pembelian pada hari biasa," katanya.
Sulastri menyatakan, pihaknya hanya menjual cabai dalam jumlah terbatas, untuk mengantisipasi penurunan pembeli akibat melonjaknya harga salah satu bahan utama setiap masakan itu.
Ia mengharapkan lonjakan harga tidak berpengaruh pada omzet penjualannyasehari-hari, karena biasanya kenaikan harga berimbas menurunnya jumlah pembeli sehingga omzet berkurang. "Mudah-mudahan tidak terjadi penurunan jumlah pembeli," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, Perdagangan dan Perindustrian (Kadiskopdagprin) Kabupaten Buleleng, Ni Made Arnika mengatakan kenaikan harga kebutuhan pokok sudah biasa terjadi menjelang hari-hari besar keagamaan.
Apalagi, pada bulan ini, Hari Raya Galungan dan Idul Fitri 1436 Hijriyah yang waktunya sangat berdekatan, sehingga harga melambung tinggi di pasaran kemungkinannya lebih besar terjadi.
Mengantisipasi hal itu, Arnika menjelaskan, pihaknya akan menggelar pasar murah yang rencananya dilaksanakan pada tanggal 6 Juli - 8 Juli 2015 di pasar Anyar dan Pasar Banyausri, dua pasar terbesar di Kota Singaraja.
"Kita bekerja sama dengan Dinas Pertanian mengajak para petani memasarkan hasil panen mereka sehingga para konsumen dapat berbelanja dengan harga lebih terjangkau," kata dia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Harga cabai meningkat signifikan juga karena terbatasnya panen petani cabai di daerah itu," kata Kadek Sulastri, seorang pedagang kebutuhan bahan pokok di Pasar Anyar, Singaraja, Jumat.
Ia mengatakan, lonjakan harga mulai dirasakan sejak dua hari lalu, harga cabai yang semula sekitar Rp13.000 perkilogram meningkat menjadi Rp15.000 perkilogram, keesokan harinya menembus angka Rp20.000 dan saat ini sudah mencapai Rp25.000 perkilogram
"Persediaan petani terbatas sekali, oleh karena itu, kami hanya diberikan membeli sedikit dari pengepul, berkurang sekitar 50 persen dari total pembelian pada hari biasa," katanya.
Sulastri menyatakan, pihaknya hanya menjual cabai dalam jumlah terbatas, untuk mengantisipasi penurunan pembeli akibat melonjaknya harga salah satu bahan utama setiap masakan itu.
Ia mengharapkan lonjakan harga tidak berpengaruh pada omzet penjualannyasehari-hari, karena biasanya kenaikan harga berimbas menurunnya jumlah pembeli sehingga omzet berkurang. "Mudah-mudahan tidak terjadi penurunan jumlah pembeli," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, Perdagangan dan Perindustrian (Kadiskopdagprin) Kabupaten Buleleng, Ni Made Arnika mengatakan kenaikan harga kebutuhan pokok sudah biasa terjadi menjelang hari-hari besar keagamaan.
Apalagi, pada bulan ini, Hari Raya Galungan dan Idul Fitri 1436 Hijriyah yang waktunya sangat berdekatan, sehingga harga melambung tinggi di pasaran kemungkinannya lebih besar terjadi.
Mengantisipasi hal itu, Arnika menjelaskan, pihaknya akan menggelar pasar murah yang rencananya dilaksanakan pada tanggal 6 Juli - 8 Juli 2015 di pasar Anyar dan Pasar Banyausri, dua pasar terbesar di Kota Singaraja.
"Kita bekerja sama dengan Dinas Pertanian mengajak para petani memasarkan hasil panen mereka sehingga para konsumen dapat berbelanja dengan harga lebih terjangkau," kata dia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015