Denpasar (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengajak masyarakat di daerah itu untuk melestarikan layang-layang khas Bali karena merupakan salah satu bagian dari budaya daerah setempat.
"Kami mengapresiasi pelaksanaan festival layang-layang telah rutin digelar setiap tahun. Lomba ini saya harap bukan semata-mata untuk mencari juara, tetapi juga sebagai wujud pelestarian budaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan," kata Sudikerta saat menerima audiensi dari Persatuan Layang-Layang Indonesia (Pelangi) Bali selaku Panitia Lomba Layang-layang XXXXII Tahun 2015, di Denpasar, Kamis.
Namun, Sudikerta mengingatkan supaya lomba yang melibatkan banyak orang harus memperhatikan faktor keselamatan dan keamanan, baik bagi peserta, penonton maupun lingkungan sekitarnya.
"Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, kami berharap agar panitia mengadakan koordinasi dan melibatkan pihak-pihak terkait seperti kepolisian, desa adat, pecalang, maupun kebersihan. Secara niskala (rohani), kami berharap agar panitia memohon keselamatan yang diwujudkan dalam bentuk ritual mecaru ataupun persembahyangan bersama," ucapnya.
Sementara itu, Ketua II Pelangi Bali, Wayan Wirata, mengemukakan lomba dilaksanakan mulai 3 Juli-5 Juli 2015 di lapangan Padang Galak, Denpasar, dan diperkirakan akan melibatkan 1.070 buah layangan, yang dibagi menjadi 4 kategori lomba layang-layang khas Bali yaitu Bebean, Janggan, Pecukan, dan Kreasi.
Pada lomba kali ini juga akan dicoba dilombakan satu kategori baru yaitu jenis Janggan Buntut, karena menurutnya layang-layang jenis ini cukup digemari.
Pihaknya juga sudah mengadakan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dan mengikuti aturan yang berlaku seperti batas jarak terdekat dari bandara yang ditentukan 15 mil sudah memenuhi syarat, karena menurutnya jarak dari Padanggalak ke bandara sejauh 18 mil.
Batas ketinggian pun menurutnya sudah diatur, tiap layang-layang hanya dibolehkan diterbangkan 100 meter-150 meter.
"Kami berharap ke depannya seluruh kabupaten/kota bisa mengikuti lomba ini, karena untuk tahun ini masih terdapat dua kabupaten yang absen yaitu Buleleng dan Bangli," katan Wirata.
Sedangkan Ketua III Pelangi Bali, Made Yudi, mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Desa Kesiman, dan penyelenggaraan akan didukung oleh Banjar Batan Buah.
"Antusiasme peserta sangat tinggi, peserta hanya dikenakan biaya pendaftaran Rp150 ribu untuk peserta dewasa dan Rp100 ribu untuk peserta anak-anak," ujarnya.
Terkait peserta lomba layang-layang beserta rombongannya yang identik dengan macet, diimbau agar menjaga ketertiban dalam perjalanan menuju tempat acara dan datang lebih pagi. Diharapkan pula adanya toleransi dari masyarakat umum, karena kegiatan ini hanya dilaksanakan setahun sekali. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Kami mengapresiasi pelaksanaan festival layang-layang telah rutin digelar setiap tahun. Lomba ini saya harap bukan semata-mata untuk mencari juara, tetapi juga sebagai wujud pelestarian budaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan," kata Sudikerta saat menerima audiensi dari Persatuan Layang-Layang Indonesia (Pelangi) Bali selaku Panitia Lomba Layang-layang XXXXII Tahun 2015, di Denpasar, Kamis.
Namun, Sudikerta mengingatkan supaya lomba yang melibatkan banyak orang harus memperhatikan faktor keselamatan dan keamanan, baik bagi peserta, penonton maupun lingkungan sekitarnya.
"Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, kami berharap agar panitia mengadakan koordinasi dan melibatkan pihak-pihak terkait seperti kepolisian, desa adat, pecalang, maupun kebersihan. Secara niskala (rohani), kami berharap agar panitia memohon keselamatan yang diwujudkan dalam bentuk ritual mecaru ataupun persembahyangan bersama," ucapnya.
Sementara itu, Ketua II Pelangi Bali, Wayan Wirata, mengemukakan lomba dilaksanakan mulai 3 Juli-5 Juli 2015 di lapangan Padang Galak, Denpasar, dan diperkirakan akan melibatkan 1.070 buah layangan, yang dibagi menjadi 4 kategori lomba layang-layang khas Bali yaitu Bebean, Janggan, Pecukan, dan Kreasi.
Pada lomba kali ini juga akan dicoba dilombakan satu kategori baru yaitu jenis Janggan Buntut, karena menurutnya layang-layang jenis ini cukup digemari.
Pihaknya juga sudah mengadakan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dan mengikuti aturan yang berlaku seperti batas jarak terdekat dari bandara yang ditentukan 15 mil sudah memenuhi syarat, karena menurutnya jarak dari Padanggalak ke bandara sejauh 18 mil.
Batas ketinggian pun menurutnya sudah diatur, tiap layang-layang hanya dibolehkan diterbangkan 100 meter-150 meter.
"Kami berharap ke depannya seluruh kabupaten/kota bisa mengikuti lomba ini, karena untuk tahun ini masih terdapat dua kabupaten yang absen yaitu Buleleng dan Bangli," katan Wirata.
Sedangkan Ketua III Pelangi Bali, Made Yudi, mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Desa Kesiman, dan penyelenggaraan akan didukung oleh Banjar Batan Buah.
"Antusiasme peserta sangat tinggi, peserta hanya dikenakan biaya pendaftaran Rp150 ribu untuk peserta dewasa dan Rp100 ribu untuk peserta anak-anak," ujarnya.
Terkait peserta lomba layang-layang beserta rombongannya yang identik dengan macet, diimbau agar menjaga ketertiban dalam perjalanan menuju tempat acara dan datang lebih pagi. Diharapkan pula adanya toleransi dari masyarakat umum, karena kegiatan ini hanya dilaksanakan setahun sekali. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015