Sanur (Antara Bali) - Masyarakat pesisir Pantai Matahari Terbit, Denpasar, Bali, meminta mengharapkan pemerintah segera membangun stasiun pengisian bahan bakar untuk nelayan di sekitar kawasan pesisir Pantai Sanur.
"Tujuan adanya SPBN ini agar nelayan lebih mudah mendapat bahan bakar minyak (BBM) sesuai kebutuhan yang disubsidi pemerintah," kata Ketua Kelompok Nelayan Mina Sari Asih, Ketut Sukarja, di Pantai Matahari Terbit, Sanur, Denpasar, Rabu.
Ia mengakui biasanya nelayan setempat membeli bahan bakar di stasiun pengisian bahan bakar umum yang harganya tidak disubsidi.
Selain itu, untuk membeli BBM tersebut nelayan setempat juga dibatasi sebanyak 30 liter per hari saat membeli bensin di SPBU yang cukup jauh dari lokasi pemukiman nelayan.
Terkadang kelompok nelayan setempat tidak mendapatkan BBM karena tidak diperbolehkan membeli bahan bakar menggunakan jerigen, sehingga harus pulang dengan tangan kosong.
"Saat tidak dapat bensin, kami terpaksa lebih jauh lagi mencari SPBU yang memperbolehkan membeli BBM dengan menggunakan jerigen," ujarnya.
Padahal, masing-masing kelompok nelayan setempat sudah mendapatkan kartu nelayan dari pemerintah, namun pihaknya tidak mengetahui apa saja manfaat dari penggunaan kartu tersebut.
"Sampai saat ini kami masih belum mengetahui manfaat dari kartu nelayan ini," ujarnya.
Sukarja mengakui memang ada wacana dari pemerintah setempat untuk membangun SPBN di kawasan Pesisir Pantai Mertasari, Sanur, Denpasar, namun sampai saat ini belum ada realisasinya.
"Oleh sebab itu, saya mengharapkan pemerintah segera membangun SPBN untuk nelayan sanur," katanya.
Ia menambahkan di Bali sendiri SPBN baru terdapat di Pulau Serangan, Tanjung Benoa, dan Desa Kedonganan, Jimbaran, sehingga pihaknya mengharapkan pemerintah segera membangun SPBN itu di kawasan Sanur. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Tujuan adanya SPBN ini agar nelayan lebih mudah mendapat bahan bakar minyak (BBM) sesuai kebutuhan yang disubsidi pemerintah," kata Ketua Kelompok Nelayan Mina Sari Asih, Ketut Sukarja, di Pantai Matahari Terbit, Sanur, Denpasar, Rabu.
Ia mengakui biasanya nelayan setempat membeli bahan bakar di stasiun pengisian bahan bakar umum yang harganya tidak disubsidi.
Selain itu, untuk membeli BBM tersebut nelayan setempat juga dibatasi sebanyak 30 liter per hari saat membeli bensin di SPBU yang cukup jauh dari lokasi pemukiman nelayan.
Terkadang kelompok nelayan setempat tidak mendapatkan BBM karena tidak diperbolehkan membeli bahan bakar menggunakan jerigen, sehingga harus pulang dengan tangan kosong.
"Saat tidak dapat bensin, kami terpaksa lebih jauh lagi mencari SPBU yang memperbolehkan membeli BBM dengan menggunakan jerigen," ujarnya.
Padahal, masing-masing kelompok nelayan setempat sudah mendapatkan kartu nelayan dari pemerintah, namun pihaknya tidak mengetahui apa saja manfaat dari penggunaan kartu tersebut.
"Sampai saat ini kami masih belum mengetahui manfaat dari kartu nelayan ini," ujarnya.
Sukarja mengakui memang ada wacana dari pemerintah setempat untuk membangun SPBN di kawasan Pesisir Pantai Mertasari, Sanur, Denpasar, namun sampai saat ini belum ada realisasinya.
"Oleh sebab itu, saya mengharapkan pemerintah segera membangun SPBN untuk nelayan sanur," katanya.
Ia menambahkan di Bali sendiri SPBN baru terdapat di Pulau Serangan, Tanjung Benoa, dan Desa Kedonganan, Jimbaran, sehingga pihaknya mengharapkan pemerintah segera membangun SPBN itu di kawasan Sanur. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015