Taipei (Antara Bali) - Ratusan warga negara Indonesia di Taiwan antusias menyambut kehadiran Kartu As 2in1 hasil kerja sama PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) dengan GT Asia Pacific Telecom.

Peluncuran kartu telepon seluler perdana bebas biaya roaming tersebut digelar bertepatan dengan ulang tahun ke-2 Telkom Taiwan Limited di Taipei, Minggu.

"Mudah-mudahan Kartu As ini benar-benar bisa memudahkan kami dan teman-teman di sini dalam berkomunikasi dengan keluarga di Indonesia," kata Ketua Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) Cabang Taiwan, Agus Susanto, di sela-sela acara.

Acara yang digelar di pusat Kota Taipei itu menghadirkan ratusan WNI, pejabat Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI), dan sejumlah elemen organisasi kemasyarakatan Indonesia di Taiwan.

"Kami memang ingin membangun komunitas tersendiri bersama mereka. Kami mudahkan mereka dalam berkomunikasi dengan keluarga mereka di kampung halaman karena tidak perlu lagi menggunakan jalur SLI (sambungan langsung internasional)," kata CEO Telkom Taiwan Limited Devy Parlindungan Siregar.

Taiwan merupakan negara kelima Kartu As di luar negeri setelah Malaysia, Hong Kong, Makau, dan Arab Saudi. "Di tahun pertama ini kami realistis saja dalam mematok target. Setidaknya sampai akhir tahun sudah ada sekitar 9.000 pelanggan," ujarnya.

Untuk mempermudah pemasaran kartu berbasis CDMA di seluruh wilayah Taiwan tersebut, Telkom menggandeng lima perusahaan distribusi.

Meskipun berbasis CDMA, Devy menyatakan bahwa Kartu As 2in1 tersebut mampu menjadi solusi atas gangguan komunikasi yang selama ini sering kali terjadi pada komunikasi berbasis internet.

Selama ini pelanggan Telkomsel di Taiwan dikenai tarif roaming sebesar Rp17.500 per menit dan pengiriman/penerimaan pesan singkat (SMS) sebesar Rp7.000.

Namun dengan menggunakan Kartu As 2in1, tarif percakapan dari Taiwan ke Indonesia hanya sebesar 3 dolar Taiwan atau setara Rp1.300 per menit, sedangkan dari Indonesia ke Taiwan sebesar Rp3.500 per 120 menit.

Kartu perdana tersebut berisi dua nomor yang terdiri dari satu nomor dikeluarkan Telkom, sedangkan nomor lainnya dikeluarkan GT. "Kalau WNI menghubungi keluarganya di Indonesia yang keluar nomor As. Namun kalau untuk percakapan lokal di Taiwan yang tampak nomor GT," ujarnya.

Sementara itu, General Manager GT Asia Pacific Telecom Company, Huang Nan Ren, menyatakan rasa bangganya bisa bekerja sama dengan Telkom sebagai operator telepon terbesar di Indonesia .

"Untuk itu, bukan hanya masyarakat Indonesia di Taiwan, melainkan juga kami akan membuka pasar Kartu As 2in1 ini untuk warga Taiwan yang sering kali berhubungan dengan warga Indonesia," ujarnya.

Kepala KDEI Taipei, Arief Fadillah, menganggap bahwa peluncuran Kartu As 2in1 tersebut sebagai momentum perkembangan pelayanan jasa telekomunikasi Indonesia di Taiwan.

"Ini baru permulaan. Saya yakin ke depan, bukan hanya sektor IT (information technology) yang dikembangkan Telkom di Taiwan, tetapi ada sektor-sektor lainnya yang perlu digarap," ujarnya.

Oleh sebab itu, pihaknya mendorong WNI dan tenaga kerja Indonesia di Taiwan yang berjumlah sekitar 233 ribu orang menggunakan jasa Telkom yang sudah diakui kualitas jaringannya.

"Sepulang dari acara ini pun, kami akan mewajibkan semua pejabat dan pegawai di KDEI untuk menggunakan Kartu As 2in1," katanya.

Kartu As 2in1 di Taiwan dijual dalam satu paket dengan pesawat telepon seluler seharga 3.099 dolar Taiwan per unit dan selama masa promosi hanya seharga 999 dolar Taiwan. (WDY)

Pewarta: Oleh M. Irfan Ilmie

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015