Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali mematangkan cetak biru pengembangan energi bersih dan terbarukan yang oleh pemerintah pusat ditargetkan dapat terimplementasi mulai 2016.

"Kami hari ini sengaja menggelar rapat koordinasi yang melibatkan sejumlah pimpinan SKPD (satuan kerja perangkat daerah) dan unsur terkait untuk mematangkan `blue print` pengembangan energi bersih dan terbarukan," kata Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta di sela-sela rapat pembahasan tersebut di Denpasar, Sabtu.

Dalam kesempatan itu, Tenaga Ahli Energi Terbarukan Kementerian ESDM William Sabandar memaparkan rencana menjadikan Bali sebagai proyek percontohan pengembangan "center of excellence" bioenergi bersih dan terbarukan.

Kementerian ESDM akan menyiapkan alokasi dana yang memadai untuk memuluskan rencana tersebut. Sebagai langkah awal, pihaknya ingin mendapat masukan dari pemerintah daerah untuk nantinya diakomodasi dalam perencanaan yang lebih matang. "Kami ingin mendapat informasi mengenai potensi energi yang dapat dikembangkan," ujar William.

Menurut dia, Bali akan memetik banyak manfaat jika rencana itu terealisasi. Selain kemandirian energi, pusat pengembangan juga diharapkan menjadi destinasi baru dalam dunia pariwisata. "Ambisi kami, pusat pengembangan energi itu nantinya akan menjadi pusat studi dan penelitian bagi ilmuwan dari seluruh dunia," ucapnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta menyampaikan apresiasi dan mendukung penuh rencana pemerintah pusat menjadikan Bali sebagai pusat pengembangan energi bersih dan terbarukan.

"Hal ini sejalan dengan upaya Bali mewujudkan kemandirian energi. Karena sejauh ini, daerah kita masih sangat tergantung dengan suplai energi dari Pulau Jawa," ujarnya.

Selain untuk kemandirian energi, saat ini pihaknya juga mengupayakan optimalisasi pemanfaatan energi yang lebih ramah lingkungan seperti solar cell, hydropower, dan gas. "Target kami adalah mengurangi ketergantungan terhadap penghasil energi yang kurang ramah lingkungan seperti diesel dan sejenisnya," ucap Sudikerta.

Ia menambahkan, Bali mempunyai beberapa sumber energi ramah lingkungan yang bisa digarap seperti bendungan Titab dan Telaga Waja untuk hydropower energi. Selain itu, tenaga surya dan pemanfaatan sampah sebagai sumber energi juga sangat potensial untuk dikembangkan.

Jika potensi ini digarap secara maksimal dan terintegrasi, maka dia berkeyakinan Bali dapat mewujudkan kemandirian energi dan kelestarian lingkungan secara bersamaan.

Bahkan, Sudikerta berambisi suatu saat Bali dapat menyuplai energi untuk daerah lain. Mengingat pentingnya hal itu, dia berharap agar koordinasi terus dilakukan agar dapat terealisasi pada awal tahun 2016. "Mengenai lokasi, kami punya lahan yang bisa dijajaki pemanfaatannya," ujarnya.

Sudikerta juga menyarankan agar pusat pengembangan energi itu dibangun di wilayah timur karena saat ini belum ada pembangkit energi di kawasan tersebut.

Sedangkan Asisten Bidang Ekonomi Pembangunan dan Kesra Ketut Wija menyarankan agar pihak Kementerian ESDM melakukan presentasi lebih detail mengenai rencana tersebut.

Rakor juga dihadiri Kepala Bappeda Provinsi Bali Putu Astawa, Kepala Dinas PU Nyoman Astawa Riadi, Kepala Biro Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Bali Nengah Laba, General Manager PT PLN Distribusi Bali Doddy Pangaribuan, dan Marketing Manager PT Pertamina Andianto Hidayat. (WDY)

Pewarta: Oleh Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015