Denpasar (Antara Bali) - Kasus penyebaran HIV/AIDS di Kabupaten Badung, Bali, meningkat setiap tahunnya, karena gencarnya instansi terkait untuk melakukan sosialisasi terhadap penyakit tersebut dan saat ini terdapat 1.755 kasus.

"Data prevalensi dari Dinas Kesehatan Badung tercatat sejak 1987 hingga Maret 2015 sebanyak 1.755 orang. Di antaranya sebanyak 913 kasus terjangkit HIV dan 842 kasus positif AIDS," kata Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Diskes Badung dr Elly Suwandewi Murti pada sosialisasi penyakit HIV/AIDS kepada tokoh masyarakat se-Kecamatan Kuta Selatan di kawasan ITDC Nusa Dua, Bali, Kamis.

Ia mengatakan pihaknya terus melakukan sosialisasi dalam upaya mengurangi penyebaran resiko yang sampai saat ini belum ada obatnya. Sosialisasi itu dilakukan secara bertahap kepada warga, mulai tingkat lingkungan hingga ke organisasi masyarakat.

"Penyakit HIV/AIDS boleh dikatakan sudah mengkhawatirkan generasi selanjutnya. Sebab sudah banyak generasi muda yang terjangkit penyakit itu. Bahkan sudah sampai mengenai ibu rumah tangga menderita HIV/AIDS," ucapnya.

Elly mengatakan, pihaknya kerja sama dengan instansi terkait seperti Bali Rotary Nusa Dua melakukan sosialisasi keliling dengan melibatkan berbagai kalangan masyarakat mengenai bahaya penyakit HIV/AIDS tersebut.

"Ada tiga titik yang dijadikan sampel untuk melakukan sosialisasi penyakit tersebut, termasuk juga pemeriksaan, yakni lokasi Gunung Lawu, Aseman (Bualu) dan Karang Jangkong, Kuta," ujarnya.

Elly mengatakan bersama petugas pihaknya mendatangi rumah-rumah yang diduga digunakan prostitusi itu. Di sana petugas dari Diskes Badung melakukan sosialisasi tentang bahaya pengidap HIV/AIDS, termasuk juga pengambilan sampel darah yang selanjutmya diuji di laboratorium.

"Selain sosialisasi agar bisa mengindari bahaya HIV/AIDS, kami juga ambil sampel orang yang berada di kompleks yang diduga dijadikan prostitusi itu," katanya.

Sementara pengurus Rotary Club Bali Nusa Dua, Ari Murti mengatakan pihaknya peduli dengan penderita HIV/AIDS, karena yang terjangkit tidak saja kaum laki-laki, tapi juga ibu rumah tangga.

"Selain bentuk penyuluhan atau sosialisasi kepada masyarakat, kami juga memberikan beasiswa bagi anak-anak dari penderita Odha (penderita HIV/AIDS). Tujuannya agar anak-anak tersebut mampu mengenyam pendidikan yang maksimal," ucapnya.

Ia mengatakan bakti sosial ini tidak hanya sebatas penyuluhan, tetapi pihaknya juga membuka konseling terkait bagi warga yang bersedia melakukan pemeriksaan penyakit HIV/AIDS.

"Kami setiap saat memberi sosialisasi kepada masyarakat bekerja sama dengan LSM dan Diskes, baik di kalangan banjar (dusun), sekolah maupun warung atau kelompok PSK," katanya. (WDY)

Pewarta: Oleh I Komang Suparta

Editor : I Komang Suparta


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015