Denpasar (Antara Bali) - SMPN 3 Denpasar berhasil meraih peringkat pertama sebagai sekolah dengan nilai rata-rata hasil Ujian Nasional tertinggi di Provinsi Bali untuk tahun pelajaran 2014/2015.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali Tjokorda Istri Agung Kusuma Wardhani di Denpasar, Senin, mengatakan hari ini pihaknya sengaja mengumpulkan pihak Disdikpora Kabupaten/Kota untuk menyampaikan hasil UN SMP.

"Sedangkan pengumumannya oleh seluruh sekolah secara serentak pada 10 Juni 2015," kata wanita yang akrab dipanggil TIA itu.

Dari hasil UN jenjang SMP/MTs itu, SMPN 3 Denpasar mendapatkan nilai-nilai rata 372,42 mengalahkan SMPN 1 Denpasar yang menduduki peringkat kedua dengan nilai 370,28. Dengan demikian, SMPN 3 Denpasar dalam dua tahun berturut-turut berhasil menduduki peringkat pertama hasil UN terbaik di Provinsi Bali, posisi itu sebelumnya seringkali dipegang oleh SMPN 1 Denpasar.

Sedangkan delapan SMP lainnya di Bali yang masuk dalam ranking 10 besar peraih UN tertinggi di Bali yakni SMPN 10 Denpasar (369,41), SMPN 1 Kuta (368,30), SMPN 1 Gianyar (363,06), SMPN 12 Denpasar (358,25), SMP PGRI 9 Denpasar (356,83), SMP Tunas Harapan Jaya Denpasar (355,37), SMPN 8 Denpasar (354,38) dan SMPN 7 Denpasar (354,33).

Dia menambahkan, UN SMP tahun ini diikuti 65.356 peserta. Sementara siswa yang memperoleh jumlah nilai UN murni tertinggi dalam tiga besar yakni untuk peringkat satu Ni Made Ayu Mirah Suryani dan Ida Ayu Agung Misellya Cempaka yang sama-sama dari SMPN 7 Denpasar dengan jumlah nilai 394,0.

Di peringkat dua, ada I Putu Sheva Andika Satyayuga dari SMPN 6 Denpasar (393,0) dan Amelia Dwinda Gusanti dari SMPN 3 Denpasar (393,0). Dan di peringkat tiga ada tiga siswa yang memperoleh nilai sama yakni Adistri Phitamara (SMPN 1 Denpasar), Putu Ella Cornelia Arnawa (SMP 3 Denpasar), dan GP Wahyunanda Crista Yuda (SMPN 1 Kuta) yang sama-sama mendapatkan nilai 392,0.

"Belum tentu semua peserta UN SMP itu lulus meskipun UN bukan lagi penentu kelulusan. Itu tergantung dari pihak sekolah, jika pihak sekolah melihat ternyata ada yang tidak pernah sekolah ataupun sakit, bisa juga tidak lulus," katanya.

Terkait dengan hasil integritas per sekolah, dia mengatakan, saat ini pihaknya belum menerima. Sampai saat ini yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan baru persentase secara nasional. (WDY)

Pewarta: Oleh Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015